Senin, 20 September 2010

~ Masjid Berdamping dengan Gereja dan Sinagog ~

EKSPEDISI SUNGAI NIL (21)

oleh Agus Mustofa pada 31 Agustus 2010 jam 17:11
~ Masjid Berdamping dengan Gereja dan Sinagog ~

dons" title="Ebook islam, shalat sempurna, cara shalat nabi, shalat berjamaah di masjid, shalat khusyu, web islam, jadwal waktu shalat, artikel islami, makna bacaan dan doa salat">Ebook islam, sholat
sempurna, cara sholat nabi, sholat berjamaah di masjid, sholat khusyu,
web islam, jadwal waktu sholat, artikel islami, makna bacaan dan doa
solat

Ada sebuah kawasan yang menjadi saksi bisu atas masuknya Islam ke negeri Mesir. Kawasan itu adalah Kairo Lama, dimana kota Fustat dulu berdiri sebagai pusat pemerintahan Provinsi Mesir. Gubernurnya adalah Amru bin Ash, yang langsung ditunjuk oleh khalifah Umar bin Khathab yang berkedudukan di Madinah, seusai menundukkan kekuasaan Romawi disini.

Memasuki kawasan ini, kita  memang sudah tidak bisa merasakan lagi kemegahannya. Khususnya, jika dibandingkan dengan kawasan Kairo Modern yang penuh gedung bertingkat. Tetapi, sungguh sangat menarik jika kita melakukan penelusuran lebih jauh. Terutama, kalau kita memasuki lorong-lorong bawah tanah yang menjadi bagian kawasan asli waktu itu. Disanalah saya menemukan gereja Kristen dan Sinagog Yahudi yang sampai sekarang masih aktif digunakan. Kedua tempat ibadah ini berada tidak jauh dari masjid besar Amru bin Ash yang menjadi pusat kegiatan kekuasaan.

Beberapa kali saya sempat shalat di masjid tua yang sudah berusia sekitar 1500 tahun ini. Termasuk shalat tarwih, dua hari yang lalu. Imam shalatnya menyenangkan. Bacaan Qur’annya sangat bagus, suaranya merdu dan berwibawa. Shalat disini terasa mantap dan khusyu’, meskipun surat yang dibaca panjang-panjang.

Setiap shalat – 2 rakaat, 1 salam – rata-rata  memakan waktu 15 menit. Maka, bagi yang menjalankan tarwih sebanyak 8 rakaat, shalatnya selesai dalam waktu 1 jam. Dan bagi yang menjalankan 20 rakaat, shalatnya selesai dalam waktu 2,5 jam. Menjelang musim dingin begini, waktu di Mesir digeser satu jam. Shalat Isya’ yang biasanya jam 21.30, kini menjadi jam 20.30. Maka, shalat tarwih sudah selesai sekitar jam 23.30 termasuk witir dan jeda di sela-sela shalat. Namun, ada yang masih melanjutkan dengan shalat tasbih, dan shalat tahajud, sepanjang malam.

Yang menarik, karena surat yang dibaca imam cukup panjang, banyak diantara makmum yang menyimak sambil membaca kitab al Qur’an. Jadi, dalam keadaan berdiri shalat, mereka membuka-buka kitab Qur’an. Yang demikian ini di Indonesia jarang ditemukan. Tetapi, di Mesir dan negara-negara Arab adalah biasa. Ada pula, yang sambil shalat membaca al Qur’an digital di dalam handphone-nya. Sehingga bagi yang tidak mengerti, mengira dia shalat sambil SMS-an.

Amru bin Ash adalah panglima perang yang tangguh, sekaligus politisi ulung. Dia yang masuk Islam menjelang ditaklukkannya kota Mekah, menjadi ujung tombak syiar Islam yang hebat di zaman Khulafaurrasyidin. Dia menjadi salah satu kekuatan inti sejak zaman Khalifah Abu Bakar. Prestasi terbesarnya adalah di zaman Umar bin Khathab, ketika ia bisa menundukkan kekuasaan Romawi yang waktu itu menjadi salah satu negara Super Power dunia bersama kerajaan Persia.

Pasukannya yang hanya berjumlah 4000 orang berhasil mengalahkan pasukan garis depan Romawi yang berada di kawasan sekitar Gaza sekarang. Dan setelah memperoleh bantuan pasukan sebesar 5000 orang di bawah pimpinan Zubair, Amru bin Ash menyerang jantung pertahanan penguasa Romawi di benteng Babylon, Kairo. Dalam waktu sekitar 7 bulan, kekuasaan Romawi yang dikawal pasukan berjumlah dua kali lipat itu pun runtuh.

Amru bin Ash membangun masjid di dekat kawasan benteng Romawi itu. Dan ia menamai kawasan ini sebagai kota al Fustat, yang menjadi pusat pemerintahan Islam pertama di Mesir. Di tahun 642 M itulah ia mulai membangun Mesir sebagai sebuah provinsi yang besar, dan menyiarkan agama Islam dengan damai kepada masyarakat Mesir yang sebelumnya dijajah oleh bangsa Romawi. Ia pun memindahkan ibukota Mesir dari Alexandria ke Fustat, yang 3 abad kemudian menjadi kota Kairo.

Di dekat masjid Amru bin Ash, ada beberapa gereja Kristen dan Sinagog milik orang Yahudi. Amru bin Ash tidak mengutak-atiknya. Ia memberikan keleluasaan beribadah kepada masing-masing penganut agama Samawi itu. Di antaranya adalah gereja St Sergius yang didirikan pada abad ke-3 M. Gereja ini dibangun di sebuah gua yang dulu pernah dijadikan tempat singgah Nabi Isa dan Bunda Maryam, dalam pelariannya ke Mesir saat dikejar-kejar oleh raja Herodes, penguasa Romawi di Palestina.

Bahkan, di bekas benteng Romawi pun kemudian didirikan gereja Babylon yang menjadi pusat perkembangan Kristen Koptik di Mesir. Gereja gantung tersebut dibangun di bagian atas tembok-tembok benteng, pada abad ke 7 M. Saya sempat masuk ke dalamnya dan menikmat desain bangunannya. Arsitekturalnya perpaduan antara Romawi dan Arab. Banyak tulisan-tulisan kaligrafi di dinding maupun di atas pintu-pintunya.

Menelusuri lorong-lorong bawah tanah di kawasan Kairo lama, kami juga menemukan sebuah Sinagog, yakni tempat peribadatan umat Yahudi. Sayang, ketika kami sampai di depan sinagog itu, pintu gerbangnya baru saja ditutup. Pada hari biasa, sinagog bisa dikunjungi oleh masyarakat sampai jam 4 sore. Tetapi karena bulan Ramadan, jam kunjungnya menjadi sampai jam 3 saja.

Sinagog ini dibangun pada abad ke 9, dan kemudian direnovasi oleh seorang Rabbi Yahudi dari Yerusalem pada abad 12. Tempat peribadatan tersebut kemudian dinamai Ben Ezra Synagogue, sesuai dengan nama sang Rabbi. Amru bin Ash memelihara semua itu sebagai bagian dari wilayah yang dipimpinnya.

Hidup berdampingan dalam tatanan yang saling hormat menghormati dalam kedamaian. Saling tolong menolong dan melindungi kepentingan bersama dari ancaman luar yang menghancurkan. Sahabat Rasul ini tahu persis bahwa Islam memberikan kebebasan dalam beragama. Apalagi, ketiga agama samawi ini adalah agama yang dibawa oleh keluarga Nabi Ibrahim alaihissalam...

* * *

Ketika Rasulullah hijrah ke Madinah, beliau mendirikan sebuah cikal bakal negara disana. Selain mendirikan masjid sebagai pusat dakwah dan perekat umat Islam, Sang Nabi membuat perjanjian dengan masyarakat setempat yang sudah mapan duluan. Perjanjian itu, lantas dikenal sebagai piagam Madinah.

Salah satu isi piagam Madinah adalah memberikan jaminan keamanan bagi seluruh warga yang berbeda suku dan agama, untuk menjalankan segala tradisi kebiasaannya. Termasuk kebebasan untuk menjalankan agama masing-masing, selama mereka ingin hidup berdampingan secara damai dalam negara yang sama. Konsep piagam Madinah inilah yang kemudian menjadi tonggak sejarah bagi berdirinya negara-negara Modern dalam semangat pluralitas yang saling menghormati.

’’Apabila kamu dihormati dengan suatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan lebih baik, atau (setidak-tidaknya) balaslah (serupa). Sesungguhnya Allah memperhitungkan segala sesuatu. [QS. 4: 86] ’’Untukmulah agamamu, dan untukkulah, agamaku". [QS. 109: 6]

Bersambung besok: Benteng Megah yang Tak Pernah Dipakai Perang
Shalat tarawih di masjid Amru bin Ash.
dons" title="Ebook islam, shalat sempurna, cara shalat nabi, shalat berjamaah di masjid, shalat khusyu, web islam, jadwal waktu shalat, artikel islami, makna bacaan dan doa salat">Ebook islam, sholat
sempurna, cara sholat nabi, sholat berjamaah di masjid, sholat khusyu,
web islam, jadwal waktu sholat, artikel islami, makna bacaan dan doa
solat



EKSPEDISI SUNGAI NIL (22)

oleh Agus Mustofa pada 01 September 2010 jam 11:19
~ Benteng Megah yang Tak Pernah Dipakai Perang ~



dons" title="Ebook islam, shalat sempurna, cara shalat nabi, shalat berjamaah di masjid, shalat khusyu, web islam, jadwal waktu shalat, artikel islami, makna bacaan dan doa salat">Ebook islam, sholat
sempurna, cara sholat nabi, sholat berjamaah di masjid, sholat khusyu,
web islam, jadwal waktu sholat, artikel islami, makna bacaan dan doa
solat

Shalahuddin al Ayyubi adalah legenda yang masih hidup sampai sekarang. Namanya tercatat dalam buku-buku sejarah dunia, dan salah satu peninggalannya masih berdiri megah di kota Kairo: Benteng Shalahuddin. Penguasa Mesir abad 12 kelahiran Tikrit, Iraq ini dikenal sebagai pahlawan Islam dalam cerita perang Sabil.

Bentengnya sangat megah, berdiri di kawasan Jabbal Muqattam. Ini adalah kawasan perbukitan paling tinggi yang berada di kota Kairo. Shalahuddin memilih perbukitan ini dengan pertimbangan posisinya yang sangat strategi untuk mengontrol kawasan-kawasan penting dari serangan musuh.

Tapi selain itu, udaranya cukup segar. Sehingga, saat pemilihan lokasi, dikabarkan Shalahuddin memerintahkan stafnya untuk menyebar daging di berbagai kawasan sekitar Kairo. Ternyata daging yang ada di kawasan Muqattam bertahan lebih lama dibandingkan kawasan lain. Juga, kawasan ini sangat indah di waktu malam. Tak jauh dari benteng itu, masih di kawasan perbukitanl Muqattam, saya sempat duduk-duduk dengan orang-orang yang menikmati teh atau kopi, sambil menyaksikan kerlap-kerlipnya kota Kairo di waktu malam.

Untuk memasuki benteng, kendaraan pribadi harus parkir agak jauh, di bawah bukit. Dan tidak ada kendaraan untuk naik, kecuali harus berjalan kaki. Namun, dari jauh keindahan benteng ini memang sudah sangat menarik hati sehingga jarak ratusan meter itu tidak menjadi masalah. Ada 3 pintu gerbang yang bisa dimasuki, yaitu dari arah barat, utara dan selatan. Yang kini diaktifkan adalah bagian selatan, dengan halaman yang luas. Sebagiannya untuk parkir bus-bus wisatawan.

Memasuki benteng kita disambut oleh pintu gerbang yang megah, dengan menara yang kokoh menjulang ke langit. Tinggi dinding benteng sekitar 10 meter, dengan ketebalan 3 meter. Sedangkan menaranya dibangun pada jarak setiap seratus meter, sebagai konsentrasi pertahanan terhadap serangan musuh. Di menara ini banyak terlihat lubang-lubang jendela bagi pasukan pemanah. Sedangkan di bagian paling atas, adalah dek terbuka yang digunakan untuk menempatkan senjata meriam.

Benteng yang didirikan pada tahun 1176 ini dibangun dengan arsitektur Kastil termaju di zamannya. Pertahanannya ada 3 lapis. Yang pertama adalah pertahanan jarak jauh menggunakan meriam dan senjata panah. Ini dilakukan lewat menara-menara yang ada di sekeliling benteng.

Jika pasukan berhasil masuk ke benteng, mereka akan disambut dengan ruang terbuka di dalam benteng, yang dikelilingi tembok-tembok tinggi. Sehingga otomatis, pasukan musuh akan menjadi sasaran tembak yang empuk bagi pasukan di sekelilingnya. Dan, seandainya pun mereka berhasil melewati daerah ini, mereka akan disambut oleh lorong-lorong bercabang yang panjangnya 2100 meter. Disinilah, pasukan musuh akan dibantai satu-per satu.

Shalahuddin al Ayyubi datang ke Mesir pada usia 30 tahun, bersama dengan pamannya, Assaduddin Shirkuh seorang gubernur Homs di Syria untuk melakukan ekspedisi militer. Mereka dikirim oleh penguasa dinasti Abbasiyah, Sultan Nuruddin, untuk membantu dinasti Fatimiyah yang berkuasa di Mesir mengatasi pergolakan politik yang membahayakan posisi sultan Al ’Adid.

Misi itu sukses, sehingga Shirkuh diangkat sebagai penasehat sultan ’Adid sampai wafatnya. Sepeninggal Shirkuh, sultan Adid mengangkat Shalahuddin sebagai penggantinya menjadi penasehat kerajaan Mesir. Shalahuddin yang terlahir dari keluarga Islam Sunni madzab Syafii itu memang memiliki latar belakang militer yang kuat. Karena ayahnya, Najmuddin Ayyub adalah salah seorang panglima perang yang tangguh di Dinasti Abbasiyah.

Selama menjadi penasehat sultan itulah Shalahuddin belajar banyak, dan kemudian menjadi batu loncatan bagi kariernya untuk menduduki tahta kekuasaan Mesir. Pada tahun 1171 sultan al Adid wafat, maka Shalahudin menjadi penguasa penuh kerajaan Mesir. Ia mengangkat dirinya sebagai sultan, dan menjadi pendiri dinasti al Ayyubi di Mesir. Kemudian, ia memisahkan diri dari Dinasti Abbasiyah yang berkuasa di Damaskus pada tahun 1174, ketika sultan Nuruddin wafat.

Dua tahun setelah berkuasa penuh itulah Shalahuddin membangun bentengnya di Kairo. Kekuasaannya melebar sampai ke Syria, Yaman, Maroko, Palestina, Irak, dan sebagian jazirah Arabiyah, termasuk kota suci Mekah. Karena itu, tidak sedikit yang menyejajarkan kehebatan Sultan Shalahuddin ini dengan Umar bin Khaththab, Umar bin Abdul Aziz, ataupun Harun Al Rasyid yang juga legendaris.

Shalahuddin memberikan warna yang berbeda kepada masyarakat Mesir, dengan mengubah orientasi keislaman mereka. Di zaman bani Fatimiyah, mazhab Islamnya adalah Syiah. Di zaman Shalahuddin, berangsur-angsur berubah menjadi Sunni, bermazhab Syafii yang kental. Dan itu berlangsung sampai sekarang. Meskipun masyarakat Mesir sangat terbuka untuk berbagai aliran dan mazhab, tetapi dominannya adalah sunni.

Setelah merasa kuat dan bisa mengatasi situasi dalam negeri Mesir, Shalahuddin memulai perang Sabil pada tahun 1187, untuk merebut Al Quds di Palestina dari tangan orang-orang kristen. Ada pula yang menyebut perang ini sebagai perang Salib. Dalam waktu empat bulan ia berhasil menguasai Tiberias, Hittin. Raja Yerusalem saat itu, Guy De Lugsinan berhasil ditawannya. Maka, itu menjadi pembuka jalan baginya untuk masuk ke al Quds. Shalahuddin, lantas membuat perjanjian damai dengan orang-orang Kristen untuk boleh memasuki Yerusalem. Sampai akhirnya, ia meninggal di Syria pada tahun 1193, dan dimakamkan disana.

* * *
 dons" title="Ebook islam, shalat sempurna, cara shalat nabi, shalat berjamaah di masjid, shalat khusyu, web islam, jadwal waktu shalat, artikel islami, makna bacaan dan doa salat">Ebook islam, sholat
sempurna, cara sholat nabi, sholat berjamaah di masjid, sholat khusyu,
web islam, jadwal waktu sholat, artikel islami, makna bacaan dan doa
solat


Benteng Shalahuddin yang megah itu, tidak pernah digunakan untuk berperang selama masa berdirinya. Dibangun pada tahun 1176, kini sudah berusia 834 tahun. Selama itu, benteng ini berganti-ganti tangan dari satu penguasa ke penguasa yang lain, hanya sebagai istana tempat tinggal raja dan sultan, sampai abad 19. Sultan Ali Pasha adalah pendiri dinasti terakhir kerajaan Mesir ini.

Orang besar meninggalkan karya besar, dan namanya akan dikenang sepanjang sejarah kehidupan manusia. Shalahuddin al Ayyubi adalah salah satu diantaranya. Dia seorang panglima perang yang hebat, politikus yang ulung, negarawan yang tangguh, sekaligus seorang ulama yang memberikan keteladanan lewat akhlaknya yang mulia. Bukan hanya umat Islam yang mengakui kehebatannya, tetapi juga para orientalis Barat. Diantaranya diceritakan dalam buku Talisman karya Walter Scott dan Nathan der Weise karya Lessing.

’’Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan banyak mengerjakan amal kebajikan adalah sebaik-baiknya makhluk. [QS. 98: 7]. ... maka Allah akan memberikan kepada mereka dengan sempurna pahala atas amalan-amalan mereka itu...’’ [QS. 3: 5].

Bersambung besok: Kubah Timah Putihnya Berpendar di Langit Kairo.

Bagian depan Benteng Shalahudin.

Tiap hari ramai dikunjungi turis.


dons" title="Ebook islam, shalat sempurna, cara shalat nabi, shalat berjamaah di masjid, shalat khusyu, web islam, jadwal waktu shalat, artikel islami, makna bacaan dan doa salat">Ebook islam, sholat
sempurna, cara sholat nabi, sholat berjamaah di masjid, sholat khusyu,
web islam, jadwal waktu sholat, artikel islami, makna bacaan dan doa
solat


Bagian dalam benteng
 ·  · Bagikan

Tidak ada komentar: