Selasa, 31 Agustus 2010

~ Hatshepsut, Firaun Wanita yang Menyaru Laki-Laki ~

EKSPEDISI SUNGAI NIL (11)

oleh Agus Mustofa pada 21 Agustus 2010 jam 13:11
~ Hatshepsut, Firaun Wanita yang Menyaru Laki-Laki ~

Keluar dari Lembah Raja, kami memutuskan untuk mengunjungi satu situs lagi yang juga sangat menarik, yaitu Kuil Hatshepsut. Inilah kuil yang dibangun oleh seorang Firaun perempuan dalam era Kerajaan Mesir kuno di abad 15 SM. Lokasinya berada di balik bukit yang mengelilingi Lembah Raja. Sebenarnya, masih ada sejumlah situs menarik lainnya di Luxor, sayang esok hari kami harus segera melanjutkan perjalanan menyusuri Sungai Nil lebih ke utara lagi. Maka, ini adalah situs terakhir yang kami kunjungi di bekas ibukota New Kingdom itu.

Keluar dari Valley of The King, hari sudah menjelang sore. Karena itu kami agak tergesa-gesa menuju ke kuil Hatshepsut. Sebab, jika terlalu sore kami akan kehilangan momentum cahaya matahari untuk memotretnya. Ternyata, hal ini malah menyebabkan kami keliru jalan. Meskipun, hal itu justru membuat kami menemukan dua buah patung raksasa dari zaman Amenhotep III yang eksotik. Kedua patung yang sudah rusak wajahnya itu konon berada di pintu gerbang kuil yang dibangun oleh Amenhotep III, dari zaman Fir'aun tiga generasi setelah Hatshepsut. Situs itu kini sedang digali kembali.

Setelah mengambil gambar beberapa, kami pun menuju kuil Hatshepsut yang ternyata sudah tidak jauh lagi dari 2 patung Colossi of Memnon itu. Lokasinya benar-benar eksotik. Kuil yang pernah ditempati para biarawan Kristen di awal-awal tahun Masehi itu menempel di dinding tebing yang curam. Jadi, separo bangunannya dipahatkan ke bukit, dan separonya lagi disusun dari bebatuan kapur yang juga diambil dari bukit-bukit sekitarnya. Kalangan Kristen menyebut kuil ini sebagai Deir El Bahri, alias biara di pinggir sungai besar, yakni sungai Nil.

Halaman kuil ini demikian luas, sehingga untuk menuju pintu gerbangnya disediakan kereta ulang-alik seperti di Lembah Raja. Parkirannya bisa menampung ratusan mobil peziarah. Di pinggiran kawasan parkiran terdapat pokok-pokok kayu Myrh alias pohon kemenyan yang dulu di zaman Firaun berjajar rimbun. Pohon kemenyan ini didatangkan dari negeri Somalia yang dulu menjadi partner perdagangan Hatshepsut. Tetapi, kini pohon-pohon itu sudah tidak ada lagi, sehingga suasananya menjadi demikian terik.

Di bagian tengah lapangan luas ada jalan utama yang mengantarkan ke gedung kuil bertingkat 3. Di sepanjang jalan utama, terdapat bekas-bekas patung Singa berkepala domba sebagaimana terdapat di kuil Karnak. Menyusuri jalan ini, kita akan sampai ke jalanan naik untuk menuju ke lapangan yang lebih tinggi, yang juga luas. Semacam teras utama, sebelum memasuki kuil yang sesungguhnya.

Dari teras utama, untuk menuju kuil peribadatannya, harus naik satu tingkat lagi melewati jalan mendaki yang lebar. Tetapi, di pilar-pilar penyanggahnya, Hatshepsut sudah menempatkan berbagai ornamen yang menggambarkan dirinya sebagai anak Tuhan. Di sebelah kanan jalan utama, ada gambar seorang bayi yang baru dilahirkan oleh Dewi Neith, sang Dewi Perang. Rupanya, Hatshepsut ingin mencitrakan dirinya sebagai sosok wanita yang kuat, sehingga pantas menjadi Firaun.

Lebih ke kanan lagi, di bagian ujung, terdapat ruangan Anubis yang berisi gambar-gambar mural, berwarna-warni di dinding-dindingnya. Itu adalah cerita tentang Firaun Tuthmosis III yang sedang melakukan persembahan kepada dewa Matahari, Ra Harakhty.Tuthmosis III adalah anak tiri Hatshepsut, yang semestinya berhak atas kekuasaan kerajaan, tetapi direbut oleh Hatshepsut.

Suami Hatshepsut adalah Tuthmosis II. Ia beristri Neferu Ra sebagai permaisurinya, dan memiliki anak Tuthmosis III. Sedangkan Hatshepsut adalah selir. Ketika Tuthmosis II meninggal, otomatis kekuasaan kerajaan jatuh ke tangan Tuthmosis III. Ia pun dilantik menjadi Fir'aun pada tahun 1476 SM. Namun, saat itu ia masih kanak-kanak sehingga kerajaan dikendalikan oleh para menteri. Hatshepsut lantas merebut kekuasaan Tuthmosis III, dan dia menahbiskan dirinya sebagai Fir'aun yang berkuasa penuh selama 1473 – 1458 SM, atau sekitar 15 tahun. Sebelum akhirnya direbut kembali oleh Tuthmosis III, yang melanjutkan kekuasaan sampai ia meninggal di tahun 1425 SM.

Selama kekuasaannya, Hatshepsut mencitrakan dirinya sebagai Firaun laki-laki. Karena itu, patung-patung yang berada di kuil Hatshepsut menggambarkan dirinya mengenakan mahkota Firaun bertumpuk dua sebagaimana para Firaun laki-laki. Dan bahkan, patungnya diberi jenggot panjang. Tetapi, dengan bentuk badan yang feminin.

Di sebelah kiri kuil Hatshepsut terdapat dua kuil lainnya, yaitu kuil Tuthmosis III dan kuil Amenhotep II - Firaun yang berkuasa setelah Tuthmosis III. Sedangkan di bagian paling dalam, ruang peribadatan utama, terdapat patung dewa matahari Amun Ra. Secara keseluruhan ini adalah kompleks kuil tiga generasi Firaun, yakni: Hatshepsut,Tuthmosis III, dan Amenhotep II. Tetapi, yang masih tegak berdiri dengan kokoh dan paling utuh diantara ketiga kuil itu adalah kuil Hatshepsut.

Padahal, saat Tuthmosis III berkuasa kembali ia sempat menghancurkan peninggalan Hatshepsut. Karena dendam dikudeta, maka anak tiri Hatshepsutitu merusak patung-patung ibu tirinya. Tetapi para arkeolog berhasil menemukan kembali serpihan-serpihannya sehingga sejumlah patung Hatshepsut bisa direkonstruksi dengan cukup baik. Dan kini ditempatkan di lokasi aslinya di pilar-pilar bagian depan kuil sebagai Firaun wanita berjenggot yang menggenakan mahkota Firaun laki-laki.

Kekuasaan Firaun wanita ini berakhir dengan kematian yang misterius. Diperkirakan ia dibunuh oleh anak tiri yang dikudetanya, Tuthmosis III. Dan muminya sempat tidak teridentifikasi selama bertahun-tahun, ditempatkan di gudang Museum Mesir kuno di Kairo. Sampai akhirnya, terungkap kepastian bahwa itu memang adalah mumi Hatshepsut. Kini, muminya dipajang bersama dengan mumi-mumi Firaun lainnya, seperti Ramses II, Seti I, dan Firaun laki-laki lainnya. Tentu saja, mumi Hatshepsut itu kelihatan sebagai mumi perempuan, karena sudah tidak mengenakan mahkota double-crown lagi, dan tidak berjenggot seperti patung-patungnya..!

* * *

Perbuatan tidak baik, tidak akan pernah melahirkan kebaikan. Kejahatan berbalas kejahatan. Keserakahan akan berbalas keserakahan juga. Dan kekerasan pun akan berbalas kekerasan. Allah mengajarkan hukum alam yang telah diciptakan-Nya dengan adil ini kepada umat manusia. Barangsiapa berbuat baik maka kebaikan itu untuk dirinya sendiri, dan barangsiapa berbuat jahat maka balasan atas kejahatan itu pun untuk dirinya sendiri; dan Allah tidak pernah menganiaya hamba-hamba(Nya). Demikianlah dijelaskan oleh-Nya dalam QS. 41: 46.

Bahkan secara tegas Allah juga mengatakan, bahwa rencana jahat tidak akan kemana-mana, kecuali akan kembali kepada yang melakukannya. ''Rencana jahat tidak akan menimpa selain orang yang merencanakannya sendiri. Tiadalah yang mereka nanti-nantikan melainkan (berlakunya) hukum (Allah yang telah terjadi) kepada orang-orang yang terdahulu...'' [QS. 35: 43]

Bersambung besok: Ziarah ke Gua Persembunyian Isa dan Maryam

Kamis, 26 Agustus 2010

Ramses II, Beristri Puluhan Beranak Ratusan ~


EKSPEDISI SUNGAI NIL (10)

oleh Agus Mustofa pada 20 Agustus 2010 jam 12:14



~ Ramses II, Beristri Puluhan Beranak Ratusan ~

Masih berada di Valley of The King, kami tertarik dengan makam terbesar yang ada di Lembah Raja. Makam itu berada di kavling KV-5. Di dalamnya ada 121 ruang jenazah, dan puluhan lorong-lorong panjang. Makam yang ditemukan oleh pakar Mesir Kuno Amerika Serikat, Kent Weeks, itu digali kembali dan direkontruksi selama enam tahun. Dan sampai sekarang masih belum bisa dikunjungi oleh para peziarah. Diyakininya itu adalah makam anak-anak Firaun Ramses II.

Dalam sejarah diketahui bahwa Ramses II memang memiliki istri berjumlah puluhan orang. Yang paling disayang adalah Nefertari, yang menjadi cinta pertamanya ketika ia berusia lima belas tahun. Untuk Nefertari ini Ramses II membuat sejumlah patung bersama dirinya di beberapa lokasi. Diantaranya ada di Abu Simbel yang telah saya kunjungi di awal perjalanan ini. Disana, Ramses membuat kuil besar berisi patung diri dan istrinya, dikawal Hathor sang Dewi Cinta.

Sekian tahun beristrikan Nefetari, Ramses punya beberapa anak. Sayangnya, anak laki-laki dari Nefertari meninggal dunia ketika usianya masih belasan tahun. Namanya Amunherkhepseshef, yang digadang-gadang akan menggantikan kekuasaannya. Setelah itu, Ramses mengawini banyak wanita sebagai selir. Tapi, lagi-lagi kedua belas anak lelaki dari para selir itu meninggal dunia. Ia pun mengambil selir lagi sampai berjumlah puluhan orang. Sehingga memiliki anak berjumlah ratusan, 96 orang diantaranya laki-laki. Dan sisanya, 60 orang perempuan.

Anak laki-laki yang kemudian diangkatnya sebagai pewaris adalah Merneptah, buah perkawinannya dengan Nerferati, salah seorang selirnya. Merneptah inilah yang kemudian digembleng secara militer oleh Ramses II, dan kelak menjadi panglima perang di akhir-akhir kekuasaan ayahnya. Setelah tiga puluh tahun berkuasa, Ramses II pun mengangkat dirinya sebagai Tuhan bagi masyarakat Mesir. Ia menahbiskan dirinya sebagai Tuhan pada upacara yang dikenal sebagai Sed Festival. Penuhanan Ramses II ini kelak memberikan jalan yang mulus bagi Merneptah untuk mewarisi kekuasaannya.

Ramses II adalah Fir'aun terbesar sepanjang sejarah Mesir Kuno. Raja ketiga dalam Dinasti ke-19 itu digelari para ahli sejarah sebagai Fir'aun The Great. Dia adalah penerus Fir'aun Seti I yang mendidiknya sejak masih kecil untuk menggantikan posisinya. Dan cucu dari Ramses I yang menjadi pendiri Dinasti ke 19, kerajaan Mesir kuno. Ramses II menaiki tahta kerajaannya pada saat berusia 24 tahun, setelah meninggalnya Seti I.

Ketika naik tahta, ia mengangkat ibunya – Tuya – sebagai Ibu Suri kerajaan sekaligus penasehatnya dalam mengelola pemerintahan. Di tangannyalah kerajaan Mesir sangat disegani oleh negara-negara sekitar. Kekuasaannya sangat luas terbentang dari Abu Simbel hingga Alexandria di laut Mediterania. Pasukannya berjumlah sekitar 100 ribu orang. Jumlah pasukan yang sangat besar di kala itu, sehingga siapa saja ciut nyali menghadapinya.

Beberapa negara tetangga pernah diserbu oleh pasukan Ramses II, diantaranya adalah Syria, dengan mengerahkan pasukan sebanyak 20 ribu tentara. Perang terbesar yang dinamakan perang Kadesh itu diabadikan Fir'aun dalam kuil yang dibangunnya di sejumlah tempat diantaranya di Kuil Abu Simbel, Karnak, Luxor, dan Ramaseum. Perseteruannya dengan kerajaan Syria itu berakhir dengan perkawinan politik antara Ramses dengan anak Raja Syria, dari bangsa Hittites.

Selain itu, Ramses juga melakukan perang dengan para bajak laut di kawasan Laut Tengah, dan suku Nubia, yang mengancam kekuasaannya. Meskipun, kelak suku Nubia berhasil merebut kekuasaan Fir'aun dan menjadi dinasti ke 25 dalam kerajaan Mesir kuno. Namun masa pemerintahan Ramses II sangatlah panjang, yaitu 67 tahun, antara tahun 1279 – 1213 SM. Para penggantinya, tidak memiliki kehebatan seperti Ramses II, sehingga dinasti ke 19 ini runtuh dalam waktu 20 tahun sesudah berakhir kekuasaannya. Meskipun, ada 8 Fir'aun sesudahnya, termasuk Merneptah yang menggantikannya.

Ramses II, meninggal pada umur 97 tahun, dalam keadaan sakit-sakitan. Menurut analisa terhadap muminya, di masa tua ia terkena penyakit yang berkaitan dan pembuluh darah dan persendian akut, sehingga jalannya bongkok. Selain itu, dari data muminya pula, diketahui rahangnya bengkak karena mengalami infeksi akut pada gigi-giginya. Fir'aun The Great yang meninggalkan karya paling banyak di seluruh penjuru Mesir itu, akhirnya kalah oleh usia..!

 * * *

Ramses II adalah profil seorang manusia yang ambisius. Sejak kecil ia dididik oleh ayahnya, Firaun Seti I untuk menjadi orang besar. Dan benar, di usia 24 tahun ia menjadi penguasa kerajaan Mesir kuno yang paling mengesankan sepanjang sejarah. Hanya dalam waktu 20 tahun ia bisa mengendalikan kerajaan besar itu sepenuhnya, tanpa ada yang bisa menandinginya.

Tidak puas sekadar menjadi raja, sang Firaun menahbiskan dirinya menjadi Tuhan di usia 54 tahun, yakni ketika dia sudah menggenggam kekuasaan selama 30 tahun. Rupanya, berkuasa terlalu lama memang membawa dampak psikologis yang tidak baik buat seseorang. Ia menjadi Tuhan bagi masyarakat Mesir kuno selama sisa kekuasaannya, 37 tahun kemudian.

Ia merasa bisa memperoleh segala-galanyadengan kekuasaannya. Kekayaannya berlimpah ruah. Pasukan militernya ratusan ribu orang, dan sangat ditakuti di zamannya. Apalagi yang memimpin pasukan perangnya adalah Merneptah yang juga anak yang digadang-gadang untuk menggantikannya kelak.

Karya-karyanya sangat banyak, dan menjadi peninggalan sejarah yang dominan di zaman Mesir modern, tersebar mulai hulu sungai Nil di Abu Simbel sampai ke muara di Laut Mediterania. Ia membangun kota, membangun tempat-tempat peribadatan yang banyak dan besar-besar, serta membangun makam paling luas di Valley of The King.

Sehingga di dalam al Qur'an digambarkan menjadi orang yang sangat sombong. Dan mengatakan kepada rakyatnya, bahwa kerajaan Mesir dengan segala kekayaannya adalah miliknya. Bahkan dialah yang menguasai hidup dan mati mereka. Sehingga pantas kalau ia menjadi Tuhan yang harus disembah.

Tetapi, al Qur'an mengingatkan kepada kita semua tentang Sebuah Kekuatan yang benar-benar Berkuasa. Dialah yang sesungguhnya mengendalikan alam semesta dan drama kehidupan yang ada di dalamnya. Sehingga sang Fir'aun pun dibuat semakin tak berdaya dimakan oleh usia. Ramses II meninggal dalam usia sangat renta, dengan berbagai macam penyakit yang menggerogotinya, sambil berjalan tertatih-tatih dengan tubuhnya yang bongkok, seperti terlihat pada muminya...!

''Allah-lah yang menciptakanmu, kemudian mematikanmu; dan di antaramu ada yang dikembalikan ke kondisi yang palingl emah, sehingga dia menjadi (pikun) tidak mengetahui lagi apa-apa yang pernah diketahuinya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Berkuasa.'' [QS.16:70]

Bersambung besok: Hatshepsut, Firaun Wanita yang Menyaru Laki-Laki

Rabu, 25 Agustus 2010

~ Mumi Tutankhamun Dibalut 120 Kg Emas ~


EKSPEDISI SUNGAI NIL (9)

oleh Agus Mustofa pada 19 Agustus 2010 jam 16:46




~ Mumi Tutankhamun Dibalut 120 Kg Emas ~

Berkeliling Lembah Raja bukan main panasnya. Apalagi dalam keadaan puasa, dan harus berjalan kaki menyusuri 62 kavling kuburan Fir'aun. Tetapi ada satu kavling yang sangat menarik, sehingga membuat saya lupa tentang panas yang menyiksa. Yaitu, makam Fir'aun Tutankhamun. Makam yang sangat terkenal itu berada di kavling KV-62. Angka 62 menunjukkan bahwa situs itu adalah penemuan paling baru dari 62 makam Fir'aun. Makam yang ditemukan oleh Howard Carter dari Inggris pada tahun 1922 itu menggemparkan dunia, karena mumi Tutankhamun berada dalam keadaan utuh, dan dibalut emas 120 kg!

Lokasinya berada di bukit yang tidak jauh dari tempat peristirahatan Lembah Raja. Memang, kawasan ini cukup luas, sehingga disana disediakan sejumlah tempat peristirahatan, dan 'kereta ulang-alik'. Kereta itu disediakan untuk menuju ke kawasan makam sejak dari pintu lobi, dimana kita bisa membeli tiket dan menyaksikan sejumlah maket dan gambar profil Lembah Raja. Tetapi, kereta itu berhenti hanya sampai di mulut lembah saja. Selebihnya, mesti disusuri dengan berjalan kaki

KV-1 adalah kuburan Ramses VII yang sudah ditemukan sejak zaman Yunani-Romawi antara abad 3 sebelum Masehi sampai 4 setelah Masehi. Hal itu terlihat dari corat-coret atau grafiti yang ada di dinding-dindingnya. Cerita tentang KV-1 ini juga dimuat dalam Description de l'egypte pada masa Napoleon. Sedangkan beberapa kavling lainnya ditemukan pada tahun-tahun berikutnya. Sejumlah makam tercatat pernah dipakai sebagai tempat tinggal para pendeta dan biarawan, sehingga disana terdapat gambar-gambar ikon kristen.

Yang paling mengesankan, tentu saja, adalah makam Tutankhamun. Jika masuk ke kavling-kavling lain hanya dikenakan satu tiket di pintu gerbang utama, maka memasuki makam Tutankhamun pengunjung ditarik tiket lagi sebesar 100 LE. Tidak masalah bagi pengunjung, karena kisah yang ada di dalamnya memang sangat eksotik.

Sejak dari pintu masuknya, posisi lubang gua makam itu memang sudah menarik. Yakni berada di samping bawah lubang makam Ramses VI. Itulah sebabnya, kenapa makam Fir'aun yang mati dalam usia 18 tahun ini diketemukan paling akhir. Banyak pemburu harta Fir'aun yang tidak menyangka, bahwa di bagian bawah kuburan Ramses VI itu ada kuburan lain. Makam Tutankhamun dibangun 200 tahun lebih awal dibandingkan kuburan Ramses VI yang menumpukinya.

Kisah ditemukannya makam ini pun terjadi secara kebetulan. Yaitu, ketika Howard Carter, arkeolog Inggris yang dibiayai oleh Lord Carnarvon, seorang banker, sudah bertahun-tahun mencari makam tersebut. Dia percaya bahwa makam Tutankhamun memang ada dan berisi harta benda yang banyak. Sampai suatu ketika ia sudah kehabisan bekal, Carter secara kebetulan menemukan situs tersebut karena kaki kudanya terperosok di dekat makam Ramses VI. Dan setelah digali, benarlah itu adalah makam Tutankhamun yang sedang dicarinya.

Pintu gua itu, lantas berlanjut melewati lorong yang menurun ke bawah sejauh empat puluhan langkah. Di dinding sepanjang lorong itu terdapat ornamen-ornamen Kitab Kematian sebagaimana makam Fir'aun yang lain. Tetapi, di sebagian besar dinding, gambar-gambar itu tidak ditemukan. Tidak sebagaimana makam-makam yang lain, yang penuh dengan ornamen. Ini ada kaitannya dengan usia kematian sang Fir'aun yang masih muda. Ia hanya berkuasa selama 9 tahun, sejak usia anak-anak sampai menginjak pemuda 18 tahun. Kematiannya yang mendadak menjadikan makam yang disiapkan tidak selesai sempurna. Hal itu, juga terlihat dari kualitas muminya yang tidak seberapa bagus, karena dibuat dengan tergesa-gesa. Ukuran makamnya pun lebih kecil dibandingkan dengan makam-makam yang lain.

Di ujung tangga yang menurun, kami menemukan ruangan yang lebih luas. Disanalah sejumlah perabotan rumah tangga Tutankhamun ditempatkan. Termasuk di dalam 2 ruangan yang lebih kecil di kanan kirinya. Di ruang utamanya ditempatkan kereta kuda, tempat makanan dan minuman, bejana tempat parfum, pakaian, dan lain sebagainya yang berjumlah sekitar 5000 jenis barang. Sayangnya, yang bisa dipajang di Museum Kairo hanya 1700 buah. Sebagiannya lagi ada di British Museum, London, dan Luxor Museum.

Setelah melewati ruangan itu, kita sampai di ruang yang paling ujung, yakni ruang mumi Tutankhamun disemayamkan. Ukuran ruangnya sekitar 4x6 meter. Disitu dipajang kotak batu granit yang berfungsi sebagai peti mati sang Fir'aun. Ukurannya kurang lebih 2x3 meter. Di dalamnya tidak terlihat muminya, karena sang mumi ditempatkan di ruangan lain dekat tangga masuk, dalam sebuah kotak kaca yang dikontrol suhu dan kelembabannya, agar tetap awet.

Peti mati yang terbuat dari batu granit itu dinamakan Sarchofagus. Sebetulnya, batu granit itu tadinya terbungkus oleh peti yang terbuat dari kayu berlapis emas, dengan ukuran yang lebih besar, sebanyak empat lapis, sehingga peti kayu itu memenuhi ruangan jenazah yang berukuran 4x6 meter itu. Jadi, ada peti di dalam peti, didalam peti lagi, sampai empat lapisan. Dan di peti yang keempat, barulah terdapat Sarchofagus.
Yang menarik, di dalam sarchofagus tidak langsung terdapat mumi, melainkan ada peti mayat lagi yang disebut Coffin. Inilah peti yang tidak berbentuk kotak seperti Sarchofagus, melainkanpeti berbentuk manusia. Ada bentuk kepala, badan, sampai kaki. Di dalam Coffin itu ada Coffin lagi, dan ada Coffin lagi sampai berlapis tiga.

Coffin yang pertama terbuat dari kayu berlapis emas dengan untaian batu-batu mulia. Coffin yang kedua juga terbuat dari kayu berlapis emas dan batu-batu mulia. Dan, coffin yang ketiga inilah yang membuat Howard Carter menarik nafas panjang sambil 'melotot', karena peti berbentuk manusia itu terbuat dari emas murni seberat 120 kg! Dan, berhiaskan untaian batu-batu mulia.

Di dalam coffin ketiga itu pula jenazah Tutankhamun ditemukan dalam bentuk mumi yang berbalut kain kafan. Tetapi, lebih menakjubkan, karena sekujur tubuh mumi itu bertaburan perhiasan emas. Sang mumi mengenakan topeng emas seberat 12kg, sambil mengenakan kalung, cincin, gelang, dan sandal emas. Bahkan, bajunya adalah rompi yang terbuat dari lantakan emas murni...!

                                                                     * * *

Entah apa yang ada di benak Tutankhamun sebelum meninggal, sehingga ketika mati ia berpakaian emas di sekujur tubuhnya. Mungkin ia mengira Tuhan akan menilainya sebagai 'orangbaik', karena menggunakan pakaian emas ketika menghadap kepada-Nya. Atau, emas itu akan menjadi tiket baginya untuk masuk surga di alam keabadian sana. Ia lupa, atau mungkin tidak tahu, bahwa kualitas seorang manusia bukan terletak pada kekayaannya, melainkan pada kualitas kepribadiannya, dan kemanfaatan untuk kemaslahatan umat manusia.

''Sungguh, orang-orang yang ingkar dan mati dalam keingkarannya, tidak akan diterima darinya emas sepenuh bumi, walaupun dia menebus dirinya dengan itu. Bagi mereka azab yang pedih, dan sekali-kali mereka tidak memperoleh penolong. [QS. 3: 91]

Bersambung besok: Ramses II, Beristri Puluhan Beranak Ratusan

Selasa, 24 Agustus 2010

17 Pengetahuan Wajib Tentang Ramadhan

 17 Pengetahuan Wajib Tentang Ramadhan


Saudaraku, inilah 17 hal tentang Ramadhan yang sangat penting diketahui:
1. Puasa, Tangga Menuju Surga
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibakan kepada umat-umat sebelum kamu agar kamu menjadi orang yang bertaqwa” (QS Al Baqarah:183).
“Sesungguhnya orang yang bertaqwa ditempatkan dalam surga yang mengalir sungai-sungai” (QS Al Hijr:45)

2. Ibadah yang Tidak Dapat Ditinggalkan

“Barangsiapa berbuka (dengan sengaja) satu hari pada siang hari bulan Ramadhan tanpa rukhsah atau sakit, maka tidak akan dapat menggantinya walaupun berpuasa sampai akhir hayatnya” (HR Bukhari, Ahmad, Turmudzi dll).
3. Sesuatu yang Baik Bagi Manusia
“Dan berpuasa baik untukmu, jika kamu mengetahuinya” (QS Al Baqarah:184).

4. Ibadah Agung, Sebagai Benteng
Rasul bersabda, Allah berfirman “Seluruh amal anak adam untuknya, kecuali puasa, sebab puasa adalah untuk-Ku, dan Aku pasti menjaminnya. Puasa adalah merupakan benteng, maka ketika seorang tengah melakukan puasa janganlah berbuat keji dan kerusuhan; apabila ada yang mencaci maki kepadanya atau mengajak bertengkar, katakanlah “Aku tengah berpuasa”. Demi Allah yang Muhammad ditangan-Nya, bau mulut orang yang berpuasa lebih harum dari kesturi di sisi Allah; dan baginya dua kegembiraan, yaitu ketika berbuka dan ketika berjumpa dengan Tuhannya, memperoleh balasannya” (HR Bukhari, Muslim).
5. Pintu Surga Terbuka, Pintu Neraka Tertutup, Setan Dibelenggu
“Ketika bulan Ramadhan tiba, maka dibukalah pintu-pintu surga, pintu-pintu neraka ditutup, dan syetan di belenggu “(HR Bukhari, Muslim).
6. Ampunan
“Barang siapa berpuasa di bulan Ramadhan karena iman dan berharap kepada Allah, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu” (HR Bukhari, Muslim).
7. Dijauhkan dari Neraka
“Tiada orang berpuasa sehari pada jalan Allah, kecuali Allah menjauhkan wajahnya dari sengatan api neraka sejauh 70 tahun” (HR Bukhari, Muslim).
8. Doa Mustajabah
“Telah datang kepadamu bulan Ramadhan dimana Allah melimpahkan keberkahan menurunkan rahmat dan mengampuni dosa dosamu, menerima doa doamu…” (HR Thabrani).
“Tiga jenis orang yang doa mereka tiada ditolak adalah, doa orang berpuasa sampai ia berbuka, doa pemimpin yang adil, dan doa orang yang didzalimi… “ (HR Ahmad).
9. Pelipatgandaan Pahala
“Barangsiapa yang ingin mendekatkan diri di bulan ini kepada Allah dengan suatu amalan sunnah, maka pahalanya bagaikan melakukan amalan fardhu di bulan lainnya; dan barangsiapa melakukan amalan fardhu di bulan ini, maka pahalanya adalah 70 amalan fardhu di bulan lainnya” (HR Ibnu Khuzaimah dalam shahihnya).
10. Jangan Tinggalkan Shalat Tarawih dan Ibadah Malam Lainnya
“Barangsiapa yang menegakkan (ibadah) malam di bulan Ramadhan karena iman dan berharap kepada Allah, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu” (HR Bukhari, Muslim).
11. Perbanyak Shadaqah & Tadarus
Dari Ibnu Abbas, “Rasul adalah manusia yang paling bermurah hati, terutama dalam bulan Ramadhan, … dan beliau tadarus Al Quran” (HR Bukhari, Muslim).
12. Perbanyak Memberi
“Barangsiapa memberi makan kepada orang yang berpuasa, maka pahalanya baginya seperti yang berpuasa, tanpa mengurangi pahala yang berpuasa sedikitpun” (HR Turmudzi).
13. Perbanyak 4 Perkara
“Perbanyaklah di bulan ini 4 perkara. Dua perkara dapat mendatangkan keridhaan Tuhanmu, dua perkara lainnya pasti kamu memerlukannya. Dua perkara yang dapat mendatangkan keridhaan Allah adalah hendaknya kalian membaca kalimat Thayibah dan istighfar sebanyak banyaknya. Dan dua perkara yang kamu memerlukannya yaitu hendaknya kamu memohon kepada-Nya untuk masuk surga dan berlindung dari api neraka Jahannam” (HR Ibnu Khuzaimah).
14. Itikaf 10 Hari Terakhir
Adalah Rasulullah SAW itikaf pada 10 malam terakhir. Sabdanya “Carilah lailatul qadar pada 10 malam terakhir Ramadhan” (HR Bukhari, Muslim).
15. Fadilah Itikaf
“Barangsiapa beritikaf penuh keyakinan dan keikhlasan, pasti Allah ampuni dosa-dosanya terdahulu” (HR Bukhari, Muslim).
“Barangsiapa yang beritikaf satu hari karena mengharapkan ridha Allah, maka Allah swt akan menjauhkan antara dia dengan nereka sejauh tiga parit, yang jarak antara satu paritnya lebih jauh daripada langit dan bumi” (HR Thabrani, Baihaqi, Hakim).
16. Berusaha Menggapai Lailatul Qadar
“Malam kemuliaan itu (lailatul qadar) lebih baik dari 1000 bulan” (QS Alqadar:3).
17. Amalan Terbaik di Malam Laialtul Qadar
Dari Aisyah, “Ya Rasul apa yang harus dilakukan jika aku menepati malam lailatul qadar, dan apa yang harus kubaca?. Jawab Rasul: ”Ucapkanlah olehmu kalimat : Allaahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu anni (Ya Allah, Engkau Maha pengampun dan suka mengampuni, maka ampunilah aku)”  (HR Turmudzi).
Semoga pengetahun tentang Ramadhan ini dapat memotivasi untuk menjadikan puasa kita kali ini lebih baik. ***
Beritahu artikel ini ke teman anda via facebook dll, klik:

~ Lembah Raja, Diincar Pemburu Harta Fir'aun ~


EKSPEDISI SUNGAI NIL (8)

oleh Agus Mustofa pada 18 Agustus 2010 jam 18:06



~ Lembah Raja, Diincar Pemburu Harta Fir'aun ~

Persis di depan penginapan saya, di seberang sungai Nil, ada sebuah lembah yang dikelilingi gunung dan bukit-bukit berbentuk mirip piramida. Kawasan bebatuan yang tandus itu terletak di tepian barat sungai Nil yang airnya mengalir tenang. Disanalah jenazah 62 Fir'aun dan keluarganya dikuburkan, khususnya dari era New Kingdom yang beribukota di Luxor, abad 15 – 10 SM.

Beberapa nama terkenal ada di kompleks pemakaman itu, diantaranya adalah jenazah Thutmosis, Amenhotep, Ramses dan Tutankhamun yang muminya masih utuh serta bisa disaksikan hingga sekarang. Jenazah Tutankhamun ada di lokasi makam, sedangkan Ramses II sudah dipindahkan ke museum Kairo. Beribu-ribu koleksi peninggalan sejarah Mesir yang tersebar di seluruh dunia ternyata berasal dari Valley of The King ini.

Untuk berziarah ke makam para raja itu kita bisa melalui 3 jalan. Dengan menggunakan mobil pribadi melewati jalan yang agak memutar. Dengan Perahu layar bisa langsung dari depan penginapan. Dan menggunakan balon udara ikut program yang disediakan pihak hotel. Kami memilih menggunakan mobil saja, agar bisa leluasa melakukan eksplorasi ke situs-situs lainnya di kota Luxor.

Dalam waktu 40 menit, kami sampai di pintu gerbang Valley of The King. Disini kami mengabadikan perbukitan yang menjadi kompleks pemakaman itu, karena ternyata di dalam tidak boleh melakukan pemotretan. Kami yang sembunyi-sembunyi memotret, hampir saja kena denda 1000 USD untuk setiap gambar yang diambil. Dan petugasnya memerintahkan menghapus file-file di dalam kamera. Maka, kami pun mengambil foto dari seberang sungai Nil, dari dermaga perahu layar.

Lokasi lembah para raja dipilih oleh Fir'aun Thutmosis 1 yang berkuasa di tahun 1528 – 1510 SM. Dan kemudian diikuti oleh raja-raja sesudahnya. Dalam mitologi Mesir kuno, jenazah para mumi akan memasuki alam keabadian jika mereka dikuburkan di bawah bangunan berbentuk Piramida. Karena itu, meskipun mereka tidak membangun Piramida seperti di zaman Old Kingdom yang beribukota di Memphis, mereka menerapkan filosofi yang sama, yaitu memilih perbukitan batu yang berbentuk Piramida sebagai makamnya.

Makam, dalam tradisi para penyembah matahari, selalu ditempatkan di tepi barat sungai Nil. Ini menjadi simbol pertemuan mereka dengan sang dewa matahari ~ Amun Ra ~ di tempat tenggelamnya, di ufuk barat. Karena itu, di dinding-dinding lorong makam itu dipahatkan sebentuk cerita, bahwa orang yang mati akan bertemu dengan dewa matahari setelah berlayar menggunakan perahu menuju alam keabadian.

Dalam gambar-gambar itu disimbolkan adanya dua belas pintu dengan para penjaganya yang memeriksa mereka dalam gelap malam. Kenapa jumlahnya ada duabelas pintu? Karena malam hari, menurut kisah itu ada 12 jam. Setelah melewati pintu-pintu itu, mereka berharap bertemu dengan dewa matahari, Amun Ra yang mereka sembah, saat matahari 'terbit di esok hari' di alam keabadian.

Pada saat meninggal, para Firaun selalu membawa bekal untuk 'hidup' di sana. Mulai dari makanan kesukaan, pakaian, perhiasan, kereta perjalanan, sampai perlengkapan rumah tangga seperti meja kursi dan lain sebagainya, yang menjadi 'kebutuhannya'. Selain itu, juga dibuat patung-patung dirinya dalam ukuran sesungguhnya yang dipajang di dekat ruang penempatan jenazah. Patung itu dibuat dalam wajah yang masih muda sebagai simbol keabadian kehidupan mereka disana.

Semua perbekalan dan barang-barang berharga ditanam bersama dengan jenazah yang sudah dimumifikasi. Di dalam perut bukit itu dibuat lorong panjang yang menuju ke ruang penempatan mumi di bagian paling ujung. Di sepanjang lorong itulah dibuat ruang-ruang untuk menempatkan perbekalan. Dan di sepanjang dindingnya dipahatkan berbagai ornamen dan gambar yang mengisahkan sejarah hidup sang Firaun, sampai perjalanannya menuju alam keabadian. Cerita itu disebut sebagai 'Kitab Kematian'.

Yang menarik, ketika ditemukan oleh para arkeolog, makam-makam di kawasan Lembah Raja itu ternyata sudah banyak yang kosong. Harta benda di dalamnya sudah lenyap, bahkan bersama muminya. Perut bukit-bukit berbentuk piramida itu sudah berlubang-lubang dibobol para pemburu harta Firaun. Ada yang berasal dari penduduk setempat, tetapi banyak juga yang berasal dari luar Mesir.

Selain harta berupa emas dan perhiasan, barang-barang bersejarah itu memiliki nilai yang sangat tinggi di tangan para kolektor. Apalagi muminya. Tidak heran, sebagian besar benda-benda bersejarahnya bertebaran di museum-museum luar negeri, diantaranya ada di British Museum (London), di Louvre Museum (Paris), di Turin Museum (Italy), dan di Berlin Museum (Jerman). Belum lagi yang berada di tangan kolektor-kolektor pribadi. Diperkirakan, yang beredar di luar Mesir lebih dari 1 juta barang peninggalan. Padahal, yang tersimpan di Museum Kairo hanya sekitar 200 ribu benda saja.

Sejak itu, Lembah Raja menjadi obyek wisata yang sangat menarik perhatian dunia. Dan ketika saya berkunjung ke sana, penjagaannya luar biasa ketatnya. Sehingga, tidak sebagaimana di situs-situs lainnya di Mesir, di kawasan ini pengunjung dilarang memotret. Mungkin takut masih ada harta para Fir'aun yang tersembunyi disana. Tidak heran, pemerintah lantas merekrut penjaga dari keluarga Ala' Abdurrasul, yang dikenal sebagai pencuri andal kuburan-kuburan Fir'aun secara turun temurun di kawasan ini.

Namanya adalah Ali bin Ala' Abdurrasul, yang saya temui di dalam makamTutankhamun. Sebuah strategi jitu yang dipilih oleh pemerintah Mesir, agar makam-makam itu tidak bisa dijarah lagi oleh para penggali kubur. Karena, tentu saja sulit bagi seorang pencuri, apalagi yang pemula, untuk mengelabui pakar pencuri yang kini menjadi penjaganya..!

                                                     * * *

Sehebat apa pun para Firaun ternyata mati juga. Dan sebanyak apa pun harta benda yang mereka bawa ke dalam kuburannya ternyata habis juga. Bukan karena mereka bawa ke alam keabadian, tetapi ludes di tangan para penggali kubur yang memang masih membutuhkan harta benda untuk membiaya hidupnya.

Manusia tidak membawa apa-apa ke alam kematian untuk bertemu Tuhannya. Mereka hanya membawa amal kebajikan dan karya-karya kemanusiaan yang diamanatkan kepadanya oleh Sang Pencipta. Karena sesungguhnya, hidup di dunia ini bukan sebuah kebetulan. Tetapi membawa sebuah misi untuk membangun tatanan kehidupan yang penuh rahmat bagi siapa saja, makhluk ciptaan-Nya. Setelah itu, kita semua bakal mati, untuk mempertanggungjawabkannya kepada Sang Sutradara. ''Kami (Allah) tidak menjadikan hidup abadi bagi seorang manusia pun sebelum kamu, maka jikalau kamu mati, apakah mereka (juga) akan kekal abadi?'' [QS.21: 34]

Bersambung besok: Mumi Tutankhamun Dibalut 120 Kg Emas.

Senin, 23 Agustus 2010

~ Kemegahan Fir'aun di Luxor pun Runtuh ~

EKSPEDISI SUNGAI NIL (7)
oleh Agus Mustofa pada 17 Agustus 2010 jam 14:12

~ Kemegahan Fir'aun di Luxor pun Runtuh ~

Selain mengunjungi Luxor Temple, saya mengunjungi Karnak Temple. Inilah kuil terbesar di zaman Mesir Kuno, selama berabad-abad. Kuil Karnak, bersama kuil Luxor menjadi pusat peribadatan masyarakat Mesir di zaman Fir'aun. Ibaratnya, sama dengan masjid al Haram dan masjid Nabawi bagi umat Islam. Disinilah, para penganut agama pagan mengadakan festival tahunan yang sangat meriah, yang disebut sebagai festival Opet. Saya mencoba menelusurinya dengan berkendara kereta kuda, atau yang dikenal masyarakat Mesir dengan sebutan Hantour.

Jarak antara kuil Luxor dan kuil Karnak sekitar 3 kilometer. Karnak di utara, dan Luxor di selatan. Kedua tempat itu menjadi rute arak-arakan sambil membawa patung dewa matahari, Amun Ra. Amun adalah dewa perang yang gagah perkasa, sedangkan Ra adalah dewa matahari. Maka, dalam mitologi Mesir Kuno, Amun Ra adalah Raja Dewa Matahari. Atau, rajanya para tuhan – King of Gods.

Sang Amun Ra diusung di atas sebuah replika kapal bersama istrinya Mut, dan anaknya, Khons. Mereka menjadi Trinitas di agama Mesir Kuno, yang kemudian diadaptasi oleh sejumlah agama sesudahnya. Keramaian festival tahunan itu diabadikan di dinding-dinding kuil Luxor, selatan Karnak. Diantaranya, ada sejumlah artis yang sedang terlihat melakukan akrobat dalam irama pukulan genderang.

Memasuki kuil Karnak kita merasa kecil. Kompleknya yang sangat luas, berukuran 1,5 kilometer kali 800 meter, bisa menampung peziarah sebanyak 80 ribu orang. Dari kejauhan sudah tampak pintu gerbangnya yang megah. Jauh lebih megah dibandingkan dengan Kuil Abu Simbel. Pilar-pilarnya yang besar berjumlah 134 buah menjulang tinggi ke angkasa.

Memasuki halaman depan kuil, kita disambut oleh deretan patung domba berbadan Singa. Bentuknya mirip patung spinx~ singa berkepala manusia ~ di piramida Giza. Tetapi berjumlah puluhan, berjejer di kanan kiri jalan utama menuju pintu gerbangnya. Cukup terasa kolosalnya. Kawasan ini disebut sebagai Thariqul Kibasy alias JalanDomba.

Di ujung Jalan Domba ini kita sampai ke pintu gerbang utama. Pintu gerbangnya adalah gapura yang menjulang tinggi puluhan meter di kanan kiri jalan utama. Semacam gapura selamat datangnya propinsi Jawa Timur atau Bali. Bedanya, gapura ini penuh dengan ornamen-ornamen khas Mesir kuno, dan huruf-huruf Hieroglyph yang bercerita sejarah masa lampau. Warnanya coklat tanah, khas kawasan padang pasir.

Melewati gapura raksasa, kita segera sampai di lorong pilar-pilar yang juga raksasa. Ratusan pilar yang diameternya lebih besar dari pelukan tiga orang dewasa itu menjadikan kita seperti berada dalam hutan tiang-tiang beton. Berdecak-decak kita dibuatnya, sambil membayangkan betapa hebatnya para arsitek yang membangunnya.

Lorong 'hutan pilar' itu kira-kira sejauh 100 meter, dan berhenti di sebuah lapangan luas untuk menggelar berbagai acara ibadah. Di sebelah kirinya ada kolam penyucian. Di sebelahnya lagi adalah ruang-ruang para pendeta, yang konon berjumlah ribuan orang dan tinggal di kuil itu juga.

Bangunan kuil raksasa ini memiliki ruang-ruang yang banyak dan luas. Menurut catatan sejarah, itu adalah perluasan-perluasan yang dilakukan oleh para Fir'aun sepanjang beberapa dinasti kekuasaannya, dalam rentang waktu 1500 tahun. Yakni, mulai abad 20 SM – 5 SM. Kemegahan kuil Karnak juga terlihat dari namanya dalam bahasa Mesir kuno: Ipet-Isut, yang berarti Tempat Paling Sempurna.

Kuil yang menjadi pusat peribadatan agama pagan selama beberapa abad itu menjadikan Dewa Matahari sebagai Tuhan tertingginya. Meskipun, mereka juga menyembah dewa-dewa yang lebih kecil kekuasaannya. Karena itu, kota Luxor dikenal sebagai tempat bersemayamnya Amun Ra. Luxor yang berasal dari bahasa Arab al Aqshar - berarti 'Istana-istana Raja' itu - memang identik dengan Amun Ra. Sedangkan nama asli kotaLuxor dalam bahasa Mesir kuno adalah Thebes.

Dibandingkan kuil Abu Simbel, kuil Karnak jauh lebih megah dan lebih luas. Karena, kuil Abu Simbel memang dipersembahkan hanya untuk satu Fir'aun, yaitu Ramses II beserta istrinya. Sedangkan kuil Karnak dan Luxor dipersembahkan kepada sekian banyak Fir'aun yang berkuasa selama beberapa abad di era New Kingdom. Setiap Fir'aun yang sedang berkuasa selalu memberikan sentuhan untuk menambah dan mempercantiknya, sehingga semakin lama semakin besar dan megah. Apalagi kedua kuil itu berada di ibukota kerajaan.

Sedemikian megah kuil dan kerajaan Fir'aun, akhirnya tak tahan juga melawan waktu. Kuil yang mulai dibangun pada abad 20 SM itu akhirnya runtuh seiring dengan jatuhnya kerajaan Mesir ke tangan orang-orang asing yang menjajahnya. Diantaranya adalah bangsa Libya, kemudian suku Nubia, Parsi, dan akhirnya bangsa Yunani yang dipimpin oleh Alexander The Great, atau Iskandar Zulkarnaen. Di bawah pemerintahan orang Yunani inilah ibukota Mesir, Luxor, dipindahkan ke Alexandria di tepi laut Mediterania sampai 1000 tahun kemudian. Nama kota Alexandria sendiri diambil dari nama Alexander The Great. Atau, kita kenal juga sebagai Iskandariyah, yang diambil dari nama Iskandar Zulkarnaen.

* * *

Menyaksikan reruntuhan kuil Karnak dan Luxor, saya seperti sedang menonton film dokumenter tentang runtuhnya kekuasaan para Fir'aun yang berjaya selama berabad-abad. Sebuah simbol kekuasaan dan ambisi tanpa batas yang membuat mereka lupa, sehingga sampai mengangkat dirinya sebagai tuhan bagi sesama. Dimulai dari Memphis sebagai ibukota Old Kingdom, kemudian pindah ke Luxor yang menjadi ibukota New Kingdom, dan lantas pindah ke Alexandria di zaman Yunani dan Romawi.

Sejarah mencatat kisah mereka sebagai pelajaran besar bagi umat manusia. Sebuah mercusuar yang menjulang tinggi diantara mercusuar-mercusuar lain dalam sejarah peradaban. Pemain sejarah yang menonjol selain Mesir, adalah Kerajaan Parsi, Yunani, Romawi dan Kekhalifahan Islam. Sang Pencipta mempergilirkan kekuasaan itu kepada bangsa-bangsa yang berbeda untuk menggerakkan drama kehidupan manusia. Yang demikian ini diabadikan dalam ayat-ayat-Nya di dalam al Qur'an.

''Dan kaum Fir'aun yang mempunyai pilar-pilar yang megah, yang berbuat sewenang-wenang di dalam negeri, lalu mereka berbuat banyak kerusakan di dalam negeri itu. [QS. 89: 10-12]. ...dan Kami ciptakan sesudah mereka generasi yang lain. [QS. 6: 6]. Dan Kami jadikan mereka sebagai pelajaran dan contoh bagi orang-orang yang (hidup di zaman) kemudian. [QS. 43: 56].

Maka, nilai seorang manusia dan bangsa adalah terletak kepada kemanfaatnnya dalam membangun peradaban yang mulia. Yang memanusiakan manusia, dan menghargai sesama dalam kebersamaan sebagai makhluk Tuhan yang Maha Adil dalam Kekuasaan-Nya. Bukan pada kepongahan untuk merendahkan siapa saja, dan mengangkat diri sedemikian tingginya. Toh akhirnya, terbukti runtuh juga ..!

Bersambung besok: //Lembah Raja, Diincar Pemburu Harta Fir'aun//

Sabtu, 21 Agustus 2010

~ Masjid Abu Al Haggag Berdiri di Atas Kuil Fir'aun ~

EKSPEDISI SUNGAI NIL (6)

oleh Agus Mustofa pada 16 Agustus 2010 jam 14:13


~ Masjid Abu Al Haggag Berdiri di Atas Kuil Fir'aun ~

Meskipun belum puas berada di kota Aswan yang indah, kami harus segera turun gunung menuju Luxor. Ini adalah 'Mekahnya' masyarakat Mesir Kuno, sekaligus pusat pemerintahan para Fir'aun di zaman New Kingdom. Jaraknya sekitar 210 km dari kota Aswan ke arah utara. Kami menempuhnya selama 3 jam perjalanan darat dengan menggunakan mobil, menyusuri tepi timur Sungai Nil, melewati kota-kota Kom Ombo, Edfu, dan Esna.

Memasuki kota Luxor yang indah, kami langsung menuju ke Luxor Temple. Sebuah kuil yang menjadi salah satu pusat peribadatan agama Mesir waktu itu. Bangunan yang megah itu sudah tidak utuh lagi. Tetapi pilar-pilarnya yang kokoh masih berdiri tegak menyanggah reruntuhan atap bangunannya.

Yang saya merasa aneh, di antara reruntuhan kuil itu berdiri sebuah masjid yang indah. Dan unik. Pilar-pilarnya menjadi satu dengan pilar kuil, tetapi masjid itu berdiri di bagian bekas atap kuil Luxor. Itulah masjid Abu al Haggag, seorang Sufi abad pertengahan yang hidup di zaman Bani Abbasiyah.  Dia yang hidup di abad 12 M itu berasal dari Baghdad, Iraq dan kemudian menetap di daerah bekas ibukota Mesir kuno untuk menyebarkan Islam.

Rasa penasaran saya berkurang setelah berkeliling masjid. Ternyata, masjid ini didirikan secara 'tidak sengaja' pada posisi atap kuil. Awalnya, kuil Luxor sudah terpendam karena runtuh ribuan tahun yang silam. Semakin lama, badan kuil itu semakin dalam terpendamnya. Dan, yang kelihatan hanyalah ujung-ujung tiang yang kokoh, mencuat di permukaan tanah.

Sang Sufi lantas memanfaatkan tiang-tiang itu untuk membangun masjidnya, tanpa membongkar sisa-sisa kuil yang memang sangat megah. Bahkan, ornamen-ornamen yang melukiskan para dewa pagan di zaman Mesir kuno pun masih utuh. Termasuk huruf-huruf Hieroglyph yang merekam sejarah masa lampau. Juga, gambar para Fir'aun yang memang lazim dipahatkan didinding-dinding kuil, di ruang peribadatan mereka.

Ketika pemerintah Mesir melakukan penggalian kembali situs bersejarah itu, di tahun 1885 M, barulah ketahuan bahwa masjid Abu al Haggag sebenarnya berdiri di atas reruntuhan kuil Fir'aun. Namun pemerintah Mesir memutuskan untuk membiarkan saja bangunan masjid di atas kuil itu, karena justru menjadi daya tarik yang sangat unik bagi para peziarah. Bahkan, kemudian memperbaikinya menjadi lebih bagus.

Sekarang, kalau kita melihat keluar dari dalam masjid ke arah belakang lewat jendela, kita menjadi tahu bahwa di bawah masjid itu ada kuil besar peninggalan Fir'aun. Disana kelihatan pilar-pilar yang kokoh yang menyanggah ruang-ruang peribadatan yang luas. Masjid ini berada belasan meter di atas lantai dasar kuil. Akan tetapi, karena pintu masuknya dari arah yang berbeda, maka pintu utama masjid bisa diakses dari halamannya lewat anak tangga seperti lazimnya.

Yang menarik, Syekh Abu al Haggag tidak memusnahkan sisa-sisa peninggalan kuil itu. Bahkan memanfaatkannya. Selain membiarkan pilar-pilarnya untuk menyangga bagunan masjid, sang Sufi membuat ruang imam shalat dengan cara mencekunginya. Jadi, tempat imam memimpin shalat itu berada di cekukan pilar raksasa. Disisinya, ia lantas menempatkan mimbar utama untuk tempat berkhutbah.

Selain itu, jika kita melihat kebagian atas mimbar, kita akan menyaksikan guratan-guratan huruf Hieroglyph beserta gambar-gambar para fir'aun dengan dewa-dewa pagannya. Jadi, terasa aneh dan unik. Karena, biasanya di dalam masjid tidak boleh ada gambar, patung, atau apalagi dewa-dewa. Namun, semua itu malah bertempat di atas imam yang memimpin shalat. Luar biasa..!

Bukannya dimusnahkan, bagian tersebut kini malah diekspose dengan cara memberikan bingkai kaca, dan diberi lampu. Orang-orang yang shalat di sana sudah terbiasa dengan hal itu. Dan tidak mempermasalahkannya. Atau, takut dianggap menyembah dewa-dewa pagan, misalnya. Mereka, para penganut tasawuf itu, tahu persis bahwa mereka tidak menyembah para dewa. Shalat mereka adalah untuk mengagungkan Tuhannya, Allah SWT, Sang Penguasa yang meliputi alam semesta..!

* * *

Melihat masjid Abu al Haggag yang unik, saya jadi teringat pada pertanyaan seseorang, tentang kenapa umat Islam shalat menghadap ke Ka'bah. Seakan-akan umat Islam menyembah bangunan batu berbentuk kubus hitam itu. Apalagi, ada yang lantas menganggap Allah berada di dalam Ka'bah, karena umat Islam menyebut Ka'bah dengan sebutan Baitullah – Rumah Allah. Tentu saja, pertanyaan seperti ini menunjukkan orang itu tidak mengerti konsep ketuhanan di dalam Islam.

Tidak hanya orang-orang yang di luar Islam, yang sudah beragama Islam puluhan tahun pun kadang-kadang tidak paham tentang hal ini. Sehingga, ketika beribadah haji, sebagian mereka merasa lebih dekat kepada Allah karena berada di dekat Ka'bah. Karenanya, seorang kawan saya bertanya: ''lho, apakah kalau kita berada di Indonesia, itu sama artinya kita kalah dekat terhadap Allah, dibandingkan dengan orang-orang Arab yang tinggal disekitar Mekah?''

Tentu saja, menjadi lucu pemahamannya. Karena sesungguhnya itu hanyalah distorsi pemahaman dari mereka yang tidak memahami konsep tauhid seperti diajarkan oleh al Qur'an. Mereka terbawa tradisi dan ajaran yang simpang siur dari mulut ke mulut saja. Maka, dengan tegasnya al Qur'an mengatakan bahwa Allah itu tidak menempati ruang alam semesta, melainkan justru alam semesta inilah yang berada di dalam Zat-Nya yang Maha Besar.

Bukan Tuhan yang berada di dalam surga, melainkan surga yang berada di dalam Tuhan. Bukan Tuhan yang berada di dalam alam Akhirat, melainkan Akhirat itulah yang berada di dalam kebesaran Diri-Nya. Apalagi, Ka'bah. Bukan Allah yang berada di dalam Ka'bah, tetapi Ka'bah itulah yang berada di dalam Allah.

Karena itu, kata Allah di dalam al Qur'an, seluruh langit dan bumi ini adalah milik-Nya semata. Dan adalah Diri-Nya meliputi seluruh alam semesta. Dia berada dimana saja bersama kita, bukan karena Dia berjumlah banyak, melainkan karena Dia Maha Besar meliputi segala yang ada. '' Kepunyaan Allah-lah apa yang di langit dan apa yang di bumi, dan adalah Allah Maha Meliputi segala sesuatu.''[QS.4: 126]

Jadi, tidak heran jika sang Sufi Abu al Haggag dengan mantapnya meyakini, bahwa gambar-gambar dewa dan ornamen Mesir kuno yang ada di atas mihrab itu, tidak bisa sedikit pun memengaruhi kekhusyukan shalatnya. Karena, sesungguhnya Allah sedang bersama siapa saja yang menghunjamkan perasaan ihsan dalam ibadahnya, yaitu merasakan kebersamaan dengan Sang Pencipta dalam seluruh kesadarannya..!

Bersambung besok: Kemegahan Fir'aun di Luxor pun Runtuh.

Jumat, 20 Agustus 2010

~ Batu Granit Piramida Dikirim dari Aswan ~


EKSPEDISI SUNGAI NIL (5)

oleh Agus Mustofa pada 15 Agustus 2010 jam 18:58

~ Batu Granit Piramida Dikirim dari Aswan ~

Hari kedua di kota Aswan saya memanfaatkan untuk menelusuri tambang batu granit. Saya penasaran, karena menurut catatan sejarah, sejumlah situs bersejarah menggunakan batu granit Aswan sebagai pelapis bangunan pentingnya. Diantaranya adalah Chamber of The King alias ruang mumi Fir'aun yang ada di Piramida, Giza.

Saya sempatkan untuk menelusuri tepian sungai Nil dengan perahu Nubia. Ternyata benar, di sepanjang tepian sungai Nil itu banyak terdapat bukit-bukit granit merah keabu-abuan. Setelah itu, saya naik mobil untuk menyusuri perbukitan di sekitar Aswan. Lagi-lagi, saya menemukan sejumah kawasan yang mengandung batu granit merah dengan kualitas tinggi.

Bahkan salah satunya terdapat di tengah kota Aswan. Di suatu tempat yang dikenal dengan nama Unfinished Obelisk. Kawasan itu dinamakan demikian, karena disana ada sebuah tugu peninggalan sejarah yang unik, dari zaman Fir'aun perempuan bernama Hatshepsut abad 15 SM.Tugu utuh sepanjang sekitar 30 meter itu masih melekat di bukit granit. Tidak bisa dipindahkan, karena bagian bawahnya memang belum dipotong dari tambangnya.

Granit Aswan disukai oleh para Fir'aun untuk melapisi bagian tertentu dari Piramida, agar bisa bertahan ribuan tahun. Sebab, sebagian besar bebatuan Piramida itu memang dibangun dari batu kapur yang tidak sekeras granit. Sehingga lebih mudah lapuk termakan usia. Sedangkan granit dengan kepadatan yang lebih tinggi memiliki kekerasan dan daya tahan yang lebih lama, serta memberikan hawa sejuk ke dalam ruangan.

Hanya saja, yang masih membuat penasaran para peneliti peradaban Mesir kuno adalah tentang bagaimana para pekerja di zaman itu membawa bongkahan-bongkahan granit yang berukuran besar dari Aswan ke Giza. Karena, bagian atas Chamber of The King itu ternyata terbuat dari batu granit utuh seberat 50 ton. Selain itu, juga tergambar dalam lukisan papirus, mereka membawa obelisk berukuran puluhan meter dalam keadaan utuh dengan perahu menuju muara sungai Nil. Sehingga didaerah Alexandria ditemukan lokasi obelisk seperti yang tergambar dalam lukisan-lukisan itu.

Berdasarkan catatan dan lukisan pada kertas papirus, memang disimpulkan bahwa batu-batu dari Aswan dibawa ke Giza yang berjarak lebih dari 900 km, dengan menggunakan perahu. Mereka memanfaatkan sungai Nil sebagai jalur transportasinya. Tetapi, perahu sebesar apakah yang mampu mengangkut batu seberat itu? Bagaimana pula teknis loading-nya supaya perahu tidak tenggelam? Dan bagaimana caranya, agar batu itu bisa sampai ke kompleks Piramida Giza, bahkan dinaikkan ke bagian atas piramida pada ketinggian sekitar 100 meter dari atas tanah?

Sebagian pertanyaan itu kini mulai terjawab. Di sebelah Piramida Giza ditemukan ada sebuah perahu yang dikenal sebagai Solar Barque alias Perahu Matahari. Perahu ini dipercaya sebagai alat angkut batu-batu Piramida.Tetapi, menurut perkiraan para ahli, perahu matahari itu hanya memiliki kemampuan angkut sekitar 30 ton saja. Jadi, bagaimana bisa mengangkut yang 50 ton?

Seorang ilmuwan Jerman, Franz Lohner, memberikan gambaran, sangat boleh jadi batu bertonase tinggi itu dimuat oleh dua buah perahu yang bergerak secara paralel dengan dihubungkan papan pengangkut batu di bagian tengahnya. Jadi, dua buah perahu itu seperti menjadi 'pemikul' di kanan kiri batu. Dengan cara ini, bobot 50 ton menjadi terbagi separonya pada setiap perahu.

Selain itu, saat bongkar muatnya juga menjadi lebih rasional. Dan tidak membuat perahu oleng atau pun tenggelam. Karena batu granit tersebut up-loaded dari arah depan perahu langsung ke arah papan pengangkut, dengan menggunakan papan miring yang diberi gelondongan kayu sebagai roller-nya. Begitu juga sebaliknya, ketika down-loaded.

Setelah itu, 2 perahu pemikul ditarik oleh perahu lain yang ada didepannya, mengikuti aliran sungai Nil menuju ke kawasan Giza. Untuk menempuh jarak 900 km itu, perahu membutuhkan waktu sebulan, karena kecepatan aliran sungai Nil hanya sekitar 30 km per hari.

Masyarakat Mesir kuno ternyata tidak asing dengan ilmu-ilmu fisika dan matematika terkait dengan konstruksi bangunan. Bahkan mereka termasuk ahli di dalam bidang ini. Sehingga bisa membuat bangunan-bangunan yang megah dan menakjubkan seperti Istana Fir'aun dan berbagai Piramida tempat ia dimakamkan, yang bisa bertahan selama ribuan tahun. Mereka memanfaatkan hukum alam yang telah tersedia di sekitarnya dengan sangat cerdas dan cerdik.

Maka, sesampai di kawasan Giza, perahu pengangkut bebatuan granit itu dibelokkan lewat kanal-kanal menuju depan kompleks Piramida, dengan cara ditarik oleh ratusan orang. Dugaan itu menjadi rasional, karena ternyata antara sungai Nil dan kompleks Piramida itu memang ada kanal tua, yang disebut sebagai Kanal Memphis. Dan, ujungnya berada di sebelah patung Spinx, singa berkepala manusia, di dekat Piramida Cheops..!

~ Pelajaran bagi Orang yang Berakal ~

Alam diciptakan Allah denganSunnatullah yang sempurna. Siapa saja yang memperlajari hukum alam dengan baik, dia akan memperoleh kemudahan dalam hidupnya. Karena, berbagai fasilitas sudah disediakan oleh Sang Pencipta. Manusia tidak pernah menciptakan apa pun yang ada di alam. Kita tinggal memanfaatkan belaka.

Gaya angkat air yang menyebabkan kapal bisa mengapung di sungai atau pun lautan, gaya angkat udara yang menyebabkan pesawat bisa terbang, gaya gravitasi Bumi yang menyebabkan benda jatuh ke bawah, gaya magnet, gaya listrik, sampai gaya nuklir yang menyatukan partikel-partikel di tingkat inti atom, semuanya adalah hukum alam yang diciptakan oleh Sang Penguasa. Hanya manusia yang berakal yang bisa mengambil pelajaran dari semua itu. Entah dia beragama atau pun tidak. Karena sesungguhnya Allah adalah Zat Yang Maha Pemurah kepada siapa saja.

Karena itu dalam berbagai firman-Nya, Allah menyadarkan peran Tuhan dalam kehidupan manusia. ''Tuhanmu adalah yang melayarkan kapal-kapal di lautan untukmu, agar kamu mencari sebagian karunia-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyayang terhadapmu.[QS.17:66]. Dan sesungguhnya telah Kami jadikan kapal itu sebagai pelajaran, maka adakah orang yang mau mengambil pelajaran? [QS. 54: 15].''

Bersambung: //MasjidAbu al Haggag Berdiri di Atas Kuil Fir'aun//

Kamis, 19 Agustus 2010

~ Suku Nubia, Nenek Moyang Mesir Kuno ~


EKSPEDISI SUNGAI NIL (4)


~ Suku Nubia, Nenek Moyang Mesir Kuno ~

oleh Agus Mustofa pada 14 Agustus 2010 jam 14:12


Turun dari kawasan Abu Simbel di perbatasan Sudan, kami sampai di kota Aswan. Sebuah kota yang ramai, berjarak 280 km kearah utara. Kami menempuhnya naik mobil dalam waktu sekitar 3 jam, melewati bukit bebatuan dan padang pasir yang tandus, di sepanjang sungai Nil. Enam kilometer sebelum memasuki kota, kami mampir di bendungan Aswan. Sebuah bendungan yang sangat besar dimana rakyat Mesir banyak menggantungkan kebutuhan hidupnya.

Bendungan raksasa yang dibangun dengan bebatuan sebanyak 17 kali Piramida Giza itu menampung air dalam jumlah yang sangat besar. Yang kemudian dimanfaatkan untuk membangkitkan listrik serta mengembangkan pertanian. Daya yang dihasilkan dari 12 turbin mencapai 2000 Megawatt, menyumbang 10 persen kebutuhan listrik masyarakat Mesir. Sedangkan, lahan pertaniannya, dengan adanya bendungan itu, menjadi bertambah luas 30 persen.

Yang menarik, kawasan ini juga tumbuh menjadi daerah wisata yang ramai. Bukan hanya oleh keindahan sungai Nil dan bendungan Aswannya, melainkan juga oleh begitu banyaknya situs-situs bersejarah suku Nubia disini. Suku asli berkulit hitam yang menurunkan masyarakat Mesir kuno.

''Bahasa dan budaya kami menjadi cikal bakal para Fir'aun dengan bahasa Hieroglyphnya,'' kata Ala'idin seorang Nubia yang perahunya kami sewa untuk menyusuri sungai Nil di kawasan Aswan. Ornamen-ornamen berbentuk piramida, obelisk, dan simbol-simbol lainnya sudah dikenal di suku ini sejak zaman sebelum kerajaan Mesir kuno berjaya.

Ala'idin tinggal di sebuah pulau paling besar dari sekian banyak pulau yang tersebar di tengah-tengah sungai Nil nan lebar. Namanya, Elephantine Island. Disana ada sekitar 3000 kepala keluarga yang terbagi dalam dua desa, yaitu Koti dan Siou.

''Dulu, suku Nubia menempati kawasan cukup luas yang sekarang tenggelam menjadi bendungan Aswan,'' papar lelaki ramah itu, saat saya berkunjung ke rumahnya. Ada sekitar 40 desa yang terendam oleh Danau Nasser yang terbentuk akibat dibangunnya bendungan raksasa. Karena danau yang terbentuk itu memang sangat luas, mencapai 550 km kali 35 km. Hampir separo panjang pulau Jawa. Kawasannya membentang dari perbatasan Sudan sampai ke kota Aswan.

Dan karena itu pula, kuil Abu Simbel harus dipindahkan ke bukit yang lebih tinggi 65 meter, dan mundur 210 meter dari tepi sungai Nil aslinya. Namun, puluhan desa dan berbagai situs peninggalan budaya Nubia lainnya tidak bisa diselamatkan. Beberapa kuil yang bisa diselamatkan direlokasi ke tempat yang lebih tinggi atau dihadiahkan kepada negara-negara sahabat yang ikut terlibat dalam proyek di tahun 1960-an itu. Diantaranya sebuah kuil utuh yang dihadiahkan kepada AS, yaitu kuil Dendur, yang kemudian direkonstruksi dan dipajang di Metropolitan Museum of Art, New York.

Sebagian besar suku Nubia dipindahkah kekawasan Kom Ombo di utara Aswan. Dan sebagiannya lagi masih tinggal dipulau-pulau sekitarnya yang tidak tenggelam. Termasuk keluarga Ala'idin yang sudah turun temurun sejak nenek moyangnya yang berasal dari kawasan Sudan. Lelaki berusia 39 tahun itu tinggal di rumah peninggalan orang tuanya yang asli Nubia. Dindingnya terbuat dari tanah liat, dan atapnya dari dahan dan dedaunan pohon kurma. Pintunya melengkung dan pendek khas suku Afrika.

Lelaki yang kelihatan jauh lebih tua dari umurnya itu, tinggal bersama istri dan dua anak lelakinya yang masih balita. Namanya Hassan dan Hussein. ''Saya mencintai keluarga Nabi Muhammad. Karena itu,anak-anak saya ini saya namai dengan nama cucu beliau, yaitu Hassan dan Hussein,'' tuturnya dalam bahasa Arab Amiyah. Lantas menambahkan, bahwa suku Nubia yang dulunya beragama Kristen Koptik, kini hampir seluruhnya beragama Islam.

~ Sewa Perahu Dapat Hadiah Lagu ~

taa rana
ay gee awwede nee
joukree inggoun man noug denee
zeena tounna kudrel
tou denggo mee gaharga
ak kash de nee...

dia berjanji akan datang kepadaku
dan ketika aku yang datang kepadanya
dia pergi menjauh
dia yang cantik mempesona
ternyata hanya mendatangkan masalah bagiku

Lagu klasik suku Nubia itu didendangkan Ala'idin sambil mengendalikan perahu layarnya. Dia terlihat sangat menikmatinya, sehingga kami menjadi ikut larut dalam iramanya yang mendayu-dayu khas 'cengkok' Afrika. Tanpa terasa, kami menepuk-nepukkan tangan secara berirama dan memukul-mukul kayu geladak perahu untuk mengiringinya. Benar-benar sore yang indah di tengah arus sungai Nil yang memesona.

Suku Nubia terkenal ramah dan baik hati. Mereka hidup berkelompok secara damai, dan tidak suka kekerasan. Solidaritasnya sangat tinggi, sebagaimana juga religiusitasnya. Mereka hampir tak pernah menolak ketika dimintai tolong. Bukan karena terpaksa, tetapi dengan tulus ikhlas dan senang hati. Tutur katanya halus, dengan nada yang hampir tidak pernah meledak-ledak seperti kebanyakan orang Mesir perkotaan.

Berkeliling di desa Koti, saya sempat mengunjungi rumah adat mereka dan shalat berjamaah di masjidnya yang cukup luas dan bersih. Warna-warni ornamennya khas Afrika berpadu dengan gaya Arabia. Cara beragamanya sangat moderat, dan terbuka terhadap perbedaan. Baik suku, bangsa, maupun agama.

Saya menangkap substansi beragama yang Islami di dalamnya, sebagaimana diajarkan dalam al Qur'an, 49:13, bahwa seluruh umat manusia ini sebenarnya satu saudara, tetapi diciptakan dalam berbagai suku bangsa dan budaya, agar saling kenal mengenal dan belajar satu sama lain. Orang yang terbaik adalah orang yang paling taat kepada Tuhannya, sambil memberikan manfaat sebanyak-banyaknya buat kehidupan umat manusia..!

Bersambung besok: Batu Granit Piramida Dikirim dari Aswan.

Rabu, 18 Agustus 2010

Gerak Lisan: Rahasia Menggapai Shalat Khusyu

dons" title="Ebook islam, shalat sempurna, cara shalat nabi, shalat berjamaah di masjid, shalat khusyu, web islam, jadwal waktu shalat, artikel islami, makna bacaan dan doa salat">Ebook islam, sholat sempurna, cara sholat nabi, sholat berjamaah di masjid, sholat khusyu, web islam, jadwal waktu sholat, artikel islami, makna bacaan dan doa solat
August 18th, 2010 | Author: Akhmad Tefur

Gerak lisan untuk bacaan shalat, adalah salah satu rahasia shalat khusyu! Kesalahan yang tercatat oleh Abu Ubaidah Masyhur dalam bukunya “Koreksi Atas Kekeliruan Praktek Ibadah Shalat“, adalah tidak menggerakkan lisan ketika membaca bacaan shalat. Semua doa, dzikir dan takbir hanya dibaca dalam hati. Inilah kesalahan yang patut kita hindari.

Mengapa terjadi shalat ngebut, ruku secepat angin sujud secepat kilat? Ternyata penyebab utamanya adalah karena tidak menggerakkan lisan saat membaca doa! Ya, karena membaca doa yang seharusnya membutuhkan 20 detik jika dengan menggerakkan lisan, tapi dapat dicapai hanya dalam 3 detik saja jika membacanya di dalam hati. Betul, kan?

Membaca doa dengan menggerakkan lisan sampai terdengar telinga sendiri (tidak mengganggu konsentrasi orang lain), selain untuk menghindari shalat ngebut, tentu saja berfungsi untuk mempermudah meraih shalat khusyu. Sebab dengan cara ini, lisan, pendengaran, fikiran dan hati punya “kesibukan” untuk memperhatikan bacaan shalat, sehingga dapat mengurangi gangguan. Bacaan shalat akan lebih mudah dihayati dan lebih syahdu. Jika shalat ngebut, bagaimana mungkin bisa menghayati bacaan?
dons" title="Ebook islam, shalat sempurna, cara shalat nabi, shalat berjamaah di masjid, shalat khusyu, web islam, jadwal waktu shalat, artikel islami, makna bacaan dan doa salat">Ebook islam, sholat sempurna, cara sholat nabi, sholat berjamaah di masjid, sholat khusyu, web islam, jadwal waktu sholat, artikel islami, makna bacaan dan doa solat

Gerakkan lisanmu untuk bacaan shalat sampai terdengar suara, maka…
Lisan yang semula menganggur, sekarang bekerja untuk melafadzkan
Telinga yang semula pasif, kini menjadi aktif untuk mendengarkan
Fikiran yang semula melamun, dapat terpakai untuk memperhatikan
Hati yang semula hampa, bisa menjadi syahdu karena menghayati

Gerakkan lisanmu untuk bacaan shalat, gapailah shalat khusyu. Cobalah!
untuk kesempurnaan shalat klik banner di bwah ini
dons" title="Ebook islam, shalat sempurna, cara shalat nabi, shalat berjamaah di masjid, shalat khusyu, web islam, jadwal waktu shalat, artikel islami, makna bacaan dan doa salat">Ebook islam, sholat sempurna, cara sholat nabi, sholat berjamaah di masjid, sholat khusyu, web islam, jadwal waktu sholat, artikel islami, makna bacaan dan doa solat


atau
 klikhttp://shalatsempurna.com/?id=dons

EKSPEDISI SUNGAI NIL (3)

oleh Agus Mustofa pada 13 Agustus 2010 jam 14:42

~ Matahari Masuk Kuil, 2 Hari dalam Setahun ~



Memasuki halaman kompleks Abu Simbel, kami dibuat berdecak. Di depan kami, persis menghadap ke Danau Nasser, Sungai Nil, berdiri kokoh dua buah kuil yang megah setinggi lebih dari 30 meter. Meskipun bangunannya sudah tidak utuh lagi, karena berusia lebih dari 3000 tahun, reruntuhan tempat ibadah rakyat Mesir kuno itu masih menyisakan kemegahannya.



Bukan hanya kuilnya yang membuat orang kagum, tetapi juga patung-patung raksasa yang menempel di wajah kuil itu. Ada 10 patung dengan tinggi sekitar 20 meter, yang berjejer di dua buah kuil. Yang sebelah kiri adalah 4 buah patung Ramses II beserta dewa matahari. Sedangkan yang sebelah kanan adalah 6 buah patung Ramses beserta istrinya, Nafertari, bersama Hathor sang Dewi Cinta.



Kuil sebelah kiri adalah kuil tempat peribadatan masyarakat Mesir kuno yang dipersembahkan untuk sang Fir'aun. Berada di depan kuil itu kita merasa kerdil. Rupanya, itulah memang yang diinginkan oleh Fir'aun. Agar siapa saja yang melihat patungnya merasakan betapa digdayanya dia. Sehingga pantas untuk disembah dan ditakuti, oleh kawan maupun lawan.



Dan ini ada kaitannya pula dengan letak Kuil Abu Simbel yang berada di tepi sungai Nil. Di zaman itu sungai Nil adalah lalulintas utama masyarakat Afrika. Fir'aun 'menggertak' siapa saja yang datang ke negerinya dengan ucapan 'Selamat datang' yang menggetarkan. Ya, Abu Simbel adalah kawasan terdepan Mesir bagi mereka yang datang dari arah selatan Afrika.



Mengenakan mahkota bertumpuk dua, empat patung Fir'aun yang menghadap sungai Nil itu mengapit pintu masuk ke dalam kuil. Mahkota bertumpuk dua menjadi lambang penyatuan kekuasaan antara Mesir Utara dan Mesir Selatan yang digenggamnya, setelah dinasti-dinasti sebelumnya terpecah. Ramses II adalah dinasti ke 19, yang hidup di abad 13 SM. Secara keseluruhan, para Fir'aun menguasai kerajaan Mesir selama 30 dinasti. Yaitu sejak sekitar 3200 tahun sebelum masehi sampai sekitar 332 tahun sebelum Masehi.



Memasuki serambi kuil, kita disambut oleh pahatan di sepanjang dinding-dindingnya dengan berbagai goresan huruf Hieroglyph. Di dinding itulah Fir'aun membuat provokasi-provokasi untuk menakut-nakuti siapa saja yang berani melawannya. Diantaranya, kita bisa melihat gambar serombongan tawanan perang yang diikat lehernya dengan tali, sambil berbaris. Dan salah satunya dijambak rambutnya oleh Fir'aun sambil dipukuli dengan tongkatnya. Rupanya, ia ingin menampilkan kekuasaan yang tidak terkalahkan. Dan, mengancam siapa saja yang berani melawan kekuasaannya.



Memasuki bagian dalam, patung-patung raksasa Fir'aun mengepung para pendatang, dengan berdiri tegak menempel pada pilar-pilar utamanya. Sekali lagi, penguasa Mesir kuno itu 'menggertak' para peziarah. Namun, sekaligus menunjukkan dirinya sebagai orang yang alim beribadah. Karena, di dinding-dinding bagian dalam itu ia juga menunjukkan kedekatannya dengan para dewa Mesir kuno. Ia tampak sedang melakukan ritual-ritual peribadatan kepada para dewa yang disembah masyarakat.



Dan yang menarik, di ruangan terdalam, Fir'aun menampilkan patungnya sebagai sesembahan para peziarah. Disini ada empat patung yang duduk berdampingan, salah satunya adalah Fir'aun. Sedangkan lainnya adalah para dewa utama dalam agama Mesir kuno yaitu, Ra Harakhty sang dewa matahari, Ptah sang dewa pencipta dan Amun sang dewa perang. Ruangan ini menjadi tempat pemujaan utama.



Dan lebih menarik lagi, ruang ibadah utama itu didesain sedemikian rupa, sehingga sinar matahari bisa menerangi ruang pemujaan itu hanya 2 hari dalam setahun. Sinar matahari tepat jatuh di patung sang Fir'aun bersama para dewa utama lewat pintu kuil yang menghadap ke timur. Yaitu, pada tanggal 22 Februari dan 22Oktober. Itulah tanggal kelahiran dan tanggal dilantiknya Ramses II sebagai raja Mesir.



Sayangnya, di tahun 1960-an UNESCO memindahkan posisi kuil itu lebih tinggi 65 meter dan mundur 210 meter untuk menghindari air sungai Nil yang meninggi akibat dibangunnya bendungan Aswan. Sehingga, tanggal masuknya sinar matahari kedalam kuil itu bergeser sehari, menjadi tanggal 21 Februari dan 21 Oktober. Kalau itu terjadi saat Fir'aun masih hidup, mungkin para arsiteknya sudah dihukum mati..!



~ Fir'aun, Mengaku Anak Dewa Matahari ~



Kata 'Fir'aun' bermakna 'Raja'. Jadi ia bukan nama orang, melainkan 'nama jabatan'. Ada puluhan Fir'aun yang berkuasa di Mesir sejak sekitar 3000 tahun sebelum Masehi hingga keruntuhannya di tangan Kerajaan Parsi pada tahun 343 SM. Dan setelah itu, jatuh ke tangan Iskandar Agung dari Yunani, pada tahun 332 SM, dengan ibukota Alexandria.



Setiap Fir'aun memiliki dua nama. Yang pertama adalah nama asli saat ia dilahirkan. Dan yang kedua adalah nama gelar setelah dilantik menjadi Fir'aun. Ramses II adalah nama gelar. Ramses, dalam bahasa Mesir Kuno terdiri dari dua kata, yaitu 'Ra' yang berarti Dewa Matahari, dan Mses yang bermakna 'dilahirkan oleh'. Jadi, Ramses bermakna 'anak Dewa Matahari'. Di zaman Ramses II inilah lahir seorang Rasul utusan Allah yang kemudian menjadi musuh utamanya, yaitu:Nabi Musa.



Al Qur'an menyindir dan mengritik kecongkakan Fir'aun dalam sejumlah ayat yang menggambarkan pertentangannya dengan nabi Musa. Fir'aun berkata:"Sungguh jika kamu menyembah Tuhan selain aku, benar-benar aku akanmenjadikan kamu salah seorang yang dipenjarakan". [QS. 26: 29]. (Fir'aun) menegaskan: "Akulah tuhanmu yang paling tinggi". [QS.79: 24]



Maka, untuk menegaskan klaimnya sebagai Tuhan masyarakat Mesir itu, para Fir'aun selalu menggunakan nama dewa dalam gelarnya. Misalnya, Merneptah. Kata 'Ptah' adalah nama sesembahan yang menunjuk kepada 'dewa pencipta, dewa keindahan dan kesuburan'.



Masyarakat Mesir kuno memang masyarakat yang beragama pagan, dan menyembah dewa-dewa dalam jumlah banyak, terkait dengan alam. Ada dewa langit, dewa angin, dewa kematian, dewa air, dewa laut, dewa gunung, dewa api, dewa udara, dan lain sebagainya. Jumlahnya ada sekitar 90 dewa. Yang diakui paling hebat dari semua dewa itu adalah dewa matahari. Maka, Ramses II pun menggunakan kata 'Ra' untuk nama depannya, sebagai penegas bagi rakyatnya bahwa dia adalah tuhan terhebat yang harus diagungkan, diantara tuhan-tuhan yang berjumlah puluhan..!



Bersambung besok: 'Suku Nubia, Nenek Moyang Mesir Kuno'

Senin, 16 Agustus 2010

MaxiDana No Scam (Profit Harian 300%)

SELAMAT DATANG DI INVESTASI MAXIDANA



maxidana.com



BISNIS SPEKTAKULER 
INOVASI YANG LUAR BIASA DITAHUN 2010

Tanpa rekrut downline, tanpa nunggu giliran dan tanpa embel-embel lainnya yg memberatkan member.

Pernahkah anda merasakan bagaimana uang bekerja untuk anda walaupun disaat anda tidur sekalipun???!!! 

Ya... hanya disinilah tempatnya bergabung bersama kami dan biarkan 

uang anda berkembang hingga 300% dari nilai investasi anda dan  bonus profit dibayar harian. 

MAXIDANA.COM Tempatnya 

Bisnis Online dengan Konsep dan Inovasi Yang Luar Biasa...!!! Yang akan mengubah Anda menjadi seorang yang memiliki Kebebasan Finansial. Anda akan memiliki Penghasilan secara terus menerus bahkan ketika Anda sedang Berlibur atau Tidur sekalipun. Dengan memanfaatkan Kemajuan Teknologi Informasi untuk Memperoleh Penghasilan TANPA BATAS.

Sistem dan Program Maxidana.com ini adalah menguntung semua member secara adil, transparan dan amanah, Tidak menguntungkan member lama, tetapi member baru juga memperoleh penghasilan yang sama. Tanpa ketentuan dan tanpa syarat apapun. Semua dibayarkan Pengelola Maxidana.com secara Cash/Tunai ditransfer ke Rekening member.

Bonus profit dibayar harian sampai anda mendapatkan roi 300%  
Tunggu apalagi segera gabung dan nikmati kebebasan finansial anda .
       Hanya dengan investasi Rp. 300.000

                 uang anda akan berkembang menjadi 300%  

                Profit Maximal Rp. 900.000

untuk semua member tanpa terkecuali 

Segera gabung dan aktifkan id anda dan raih income yang tak terbatas

Format konfirmasi aktivasi

KODE INVESTASI#NAMA ANDA#NO ID#BANK ADMIN#JUMLAH TRANSFER+3 ANGKA UNIK ID#TGL TRANSFER 

CONTOH

MD#RATIH#1234#BCA#300.234#02/08/2010

join disini

maxidana.com




BONUS SHARING PROFIT System baru 9 Agustus 2010

Inilah sistem paling revolusioner dari MAXIDANA.COM dengan sistem ini, seluruh investor tanpa kecuali pasti akan mendapatkan profit MAX ROI 300% Ya, anda tidak salah lihat dan tidak sedang bermimpi! kami berani memberikan bonus tersebut karena kami ingin seluruh investor mempunyai bonus dan penghasilan yang sama.ADIL dan MERATA itulah motto kami. Silahkan simak perhitungan  BONUS  SHARING PROFIT anda


 Bonus profit dibayar perhari sebesar Rp. 20.000 / Rp. 100.000 perminggu
 Bonus profit diakumulasikan seminggu sekali, 5 hari kerja senin-jumat
 Tiap minggu bonus full profit diberikan kepada member 1-5 berdasarkan urutan aktivasi

KOMISI SPONSOR LANGSUNG  Rp.50.000,-
 
Komisi ini adalah komisi yang anda dapatkan pada saat anda telah berhasil merekrut mitra baru pada jaringan anda. Setiap kali anda mendapatkan mitra baru anda akan mendapatkan
Rp.50.000,-/mitra. Bonus sponsor ini hanya untuk orang yang mensponsori saja, upline – upline anda di atas tidak akan mendapatkan bonus ini. Untuk bonus kemitraan langsung ini anda tidak di batasi jumlahnya. Ajaklah sebanyak – banyaknya agar peluang penghasilan bonus anda tidak terbatas.


Apa itu CashBack?? CashBack adalah pengiriman kembali dana investasi Anda sebesar 50% dari Bonus Sponsor.. Semisal Anda investasi  MD  dengan biaya Rp 300.000,- maka Admin memberikan komisi (bonus sponsor) kepada saya sebesar Rp 50.000,- yang diambil dari biaya investasi Anda.. Nah 50% nya dari Rp 25.000,- saya kembalikan ke Anda yaitu sebesar Rp 25.000,- Jadi sekarang modal Anda Rp275.000,- untuk mendapatkan profit Rp 900.000,-

segera join di banner dibawah ini 

maxidana.com

pastikan sponsor anda 
DONNY ARY INDRA IRAWAN
(sms) 08179683996
http://maxidana.com/?ref=2244