Senin, 19 Juli 2010

99 Persen Mobil di Kairo Penyok

Ebook islam, sholat sempurna, cara sholat nabi, sholat berjamaah di masjid, sholat khusyu, web islam, jadwal waktu sholat, artikel islami, makna bacaan dan doa solat






Adalah sulit untuk menemukan mobil yang tidak penyok di Kairo. Boleh dikata 99 persen mobil disini penyok-penyok. Kecuali yang baru keluar dari diler mobil. Atau, mobil yang masih dipajang di show room. Seorang kawan bertanya: ’’bagaimana Anda bisa menghitung 99 persen mobil di Kairo penyok?’’ Sambil bercanda saya jawab: ’’yaah, kalau pun meleset, angkanya masih 97 atau 98 persen!’’

Benar-benar ’aneh’ perilaku lalu lintas di Kairo. Bagi yang suka menyetir mobil di Indonesia, saya jamin akan dihantui rasa was-was berkendara disini. Apalagi mengendarai mobil kesayangan. Sebuah novel best seller di Kairo berjudul Taxi, karangan Khaled Al Khamissi, yang diterjemahkan ke bahasa Inggris oleh Jonathan Wright, menyebut lalu lintas Kairo sebagai ’unruly’. Kalau diterjemahkan sebagai ’tidak beraturan’ rasanya masih kurang pas. Saya mengusulkan terjemahan yang lebih pas yaitu, ’tak punya aturan’. Sehingga, ini lebih cocok dengan istilah lain yang digunakan di buku itu: chaotic street ~ sebuah jalanan yang amburadul.

Buku Taxi yang banyak dibaca kalangan turis itu laris manis, karena berisi jokes segar tentang betapa musykilah-nya lalu lintas di ibukota negeri Firaun. Apalagi, lelucon lalulintas itu dipadu dengan lelucon politik yang ’menyerempet bahaya’. Mirip suasana zaman Orde Baru yang berkuasa lebih dari 30 tahun di Indonesia.

Saya cuplikkan salah satu pengalaman penulis yang wartawan dan sutradara film itu. Suatu ketika dia naik taksi dari kawasan Dokki menuju Heliopolis. Itu adalah kawasan di bagian selatan Kairo menuju bagian utara. Ia melewati sebuah jembatan layang, Sixth of October Bridge yang selalu padat. Selepas jembatan, mobilnya terjebak kemacetan seperti biasa. Namun, kali ini lebih panjang. Rupanya di dekat jembatan ada sebuah acara di gedung pameran, yang dihadiri oleh Presiden Husni Mubarak.

Menurut perkiraannya, setelah rombongan presiden lewat, lalulintas akan berjalan lancar kembali. Dan itu, tak akan memakan waktu lama. Ia memang sedang tergesa-gesa karena punya janji dengan seseorang di Departemen Pertahanan untuk izin film yang sedang diproduksinya. Tetapi, sudah sekitar satu jam ia terjebak kemacetan, ternyata taksi yang ditumpanginya belum juga bisa bergerak. Ia pun gelisah. Melihat kegelisahan penumpang, sang sopir taksi berusaha menenangkannya. ‘’Tenang-tenang sajalah disini. Karena kemacetan ini akan berlangsung cukup lama. Saya pernah terjebak disini selama 4 jam,’’ katanya enteng.

Si penumpang bukannya tenang, malah belingsatan. ‘’Hah, empat jam? Bagaimana nasib janjian saya? Mestinya saya harus sudah disana saat ini!’’Si penumpang memutuskan untuk keluar dari taksi, dan berusaha menemukan transportasi lain. Tapi sekali lagi, si sopir taksi mengatakan dengan entengnya:’’Sudahlah, percuma Anda mencari taksi lain. Kondisinya akan sama saja.’’ Tetapi si penumpang tetap keluar dari taksi. Dan membayar biaya selama 1 jam sesuai argo. Belum jauh berjalan, ia ditegur oleh polisi lalulintas. ’’Mau kemana Anda? Sebentar lagi rombongan presiden akan lewat. Kembali ke taksi Anda!’’ tegas sang polisi dengan nada perintah.

Sambil menggerutu ia balik ke taksi. Dan disambut tawa sopirnya. ‘’Apa kubilang Tuhan belum menghendaki Anda meninggalkan taksi saya. Jadi, tunggu saja disini bersa-ma saya.’’ Sambil menahan kejengkelan, ia terpaksa menunggu terurainya kemacetan. Ternyata, ‘sebentar’ yang dikatakan polisi itu berlangsung sampai dua jam kemudian. Barulah rombongan presiden lewat. Jadilah, ia terjebak kemacetan selama 3 jam..!

Cerita ini merupakan salah satu wajah saja dari lalu lintas Kairo. Cerita nyata, yang juga saya alami sehari-hari. Mulai dari yang lucu sampai yang menjengkelkan. Suatu ketika saya terjebak kemacetan yang panjang, selama hampir satu jam. Saya tidak tahu apa penyebabnya, karena mestinya di jalanan itu tidak perlu terjadi. Ternyata penyebabnya adalah orang bertengkar. Mobil mereka bertabrakan. Saya baru tahu setelah melewatinya, salah satu mobil penyok bagian depannya. Dan yang lain, penyok bagian belakang. Rupanya, mobil yang depan berhenti mendadak, dan yang belakang tidak sempat mengerem lajunya.

Mereka pun bertengkar hebat. Orang Mesir memang selalu heboh jika bertengkar. Teriak-teriak dengan nada tinggi. Tetapi hampir tidak pernah terjadi saling pukul. Karena siapa yang memukul duluan bakal masuk penjara, meskipun ia berada di posisi yang benar. Karena itu, pertengkaran di Mesir adalah keras-kerasan suara. Yang lebih keras suaranya, itulah yang paling hebat. Saling tuding, sambil mendekatkan muka dengan muka. Sampai hampir beradu wajahnya. Saya tertawa geli, karena ini sesuai dengan istilah ’adu mulut’. Mulut keduanya, benar-benar hampir beradu.

Semula saya heran kenapa mereka mesti teriak-teriak seperti itu. Ternyata, ada kaitannya dengan peraturan tidak boleh memukul itu. Dengan berteriak keras-keras, akan banyak orang berdatangan untuk memisah mereka. Dan ketika sudah dipisah, mereka kemudian meronta-ronta seperti hendak memukul lawannya. Kata kawan saya yang sudah lama tinggal di Kairo, itu supaya mereka kelihatan pemberani. Tetapi, kalau benar-benar dilepaskan, mereka tak berani memukul, sebab akan masuk penjara...!

Jadi, pertengkaran di jalanan itu benar-benar ’heboh’, dan banyak orang yang turun dari mobil untuk memisahnya. Walhasil, lalulintas macet sangat panjang. Dan klakson berbunyi riuh rendah. Selama berada di Mesir, memang saya melihat pengendara mobil suka membunyikan klakson. Apalagi jika rombongan suporter bola lewat, pasti jalanan hingar bingar dengan suara klakson. Juga ketika ada rombongan pengantin. Semalaman, jalanan akan riuh dengan suara klakson mobil sebagai ungkapan Selamat Hidup Baru bagi pengantinnya.

Kemacetan lalu lintas seringkali terjadi karena hal-hal sepele: budaya saling serobot dan tak mau mengalah di jalan. Saya sering melihat, di sebuah jalanan sempit yang ’termakan’ parkir sembarangan, mobil yang berpapasan sama-sama memaksa masuk. Sehingga akhirnya berhadapan tidak bisa bergerak. Dan celakanya, kedua sopir turun untuk bertengkar. Setelah itu, datang banyak orang untuk memisah mereka. Karena kalau tidak dipisah, kemacetan bakal berlangsung lebih lama lagi...

Yang lebih lucu, adalah cara orang Mesir keluar dari parkiran yang padat. Mereka tidak mendorong mobil-mobil yang menghalangi dengan tangannya. Atau minta tolong tukang parkir untuk memindahkan. Melainkan, dengan cueknya, mendorong mobil orang lain dengan mobilnya sendiri. Dia mundurkan mobil yang dikendarainya, sehingga mobil yang ada di belakangnya terdorong mundur. Lantas dia majukan mobilnya, sampai mobil di depannya terdorong maju. Baru kemudian, ia keluar dari parkiran dengan leluasa.

Oo, saya menjadi tahu sekarang, kenapa mobil-mobil di Kairo 99 persen penyok-penyok. Ternyata begitulah cara mereka berkendara di jalanan. Karena itu, asuransi mobil di Mesir tidak berkembang. Tentu saja takut bangkrut membayar klaim mobil yang penyok-penyok setiap harinya..!


Agus Mustofa
(agusmustofa_63@yahoo.com) ~ (Dimuat di grup Jawa Pos, 9 Juli 2010).

Tidak ada komentar: