Rabu, 17 November 2010

~ LEBARAN HAJI SEDUNIA MESTINYA BERSAMAAN ~(mesir 21)

Ebook islam, sholat sempurna, cara sholat nabi, sholat berjamaah di masjid, sholat khusyu, web islam, jadwal waktu sholat, artikel islami, makna bacaan dan doa solat

Beberapa hari ke depan, umat Islam di seluruh dunia akan merayakan hari raya Idul Adha. Negara-negara Arab di kawasan Timur Tengah, termasuk Mesir merayakan Idul Adha ini sebagai hari raya besar yang melebihi Idul Fitri. Karena, berbeda dengan Idul Fitri yang bersifat lokal di masing-masing negara, Idul Adha bersifat Internasional.

Di Mesir, datangnya Idul Adha disambut seperti Lebaran Idul Fitri di Indonesia. Mereka menyebutnya sebagai Ied Kabir, alias Hari Raya Besar. Mirip sebutan orang Jawa terhadap Idul Adha: Riyoyo Besar. Sedangkan Idul Fitri dijuluki Ied Saghir alias Hari Raya Kecil.

Karena itu, menjelang Idul Adha begini, masyarakat Mesir menjadi sibuk menyiapkan segala sesuatu, sebagaimana orang Indonesia menyambut datangnya Lebaran Idul Fitri. Toko-toko menggelar acara diskon sambil menawarkan barang-barang terbaru, pasar-pasar tradisional jor-joran menaikkan harga kebutuhan sehari-hari, dan libur nasional bagi pegawai negeri serta perusahaan swasta bisa berlangsung lebih dari seminggu. Sedangkan pada saat Idul Fitri, liburnya hanya dua hari saja.

Kebesaran Idul Adha tampak diantaranya dari takbirannya, yang digelar selama empat hari. Yakni, mulai dari Malam Arafah, di tanggal 10 dzulhijjah sampai akhir Hari Tasyrik, 13 Dzulhijjah. Berbeda dengan Idul Fitri yang takbirannya hanya sehari, pada tanggal 1 Syawal saja. Di Mesir, para mahasiswa Indonesia yang tergabung dalam PPMI (Perastuan Pelajar Mahasiswa Indonesia) menyambut datangnya Idul Adha dengan menggelar acara takbiran. Acara yang diberi titel ’Malam Arafah’ itu diadakan pada tanggal 15 November, bertepatan dengan berakhirnya 9 Dzulhijjah. Saya diundang sebagai pembicara tunggal untuk memberikan tausyiah tentang makna Haji.

Negara-negara Arab di Timur Tengah, termasuk Mesir, menyatakan sepakat untuk berlebaran Haji pada tanggal 16 November 2010. Yakni, sehari setelah wuquf di Arafah yang jatuh pada tanggal 15 November. Tetapi di Indonesia, sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, muncul perbedaan lagi. Yaitu, ada yang menggelar shalat Idul Adha pada 16 dan ada juga yang 17 November.

Dalam sejarah Perayaan Haji di kawasan Timur Tengah ~ negara-negara Arab ~ tidak pernah terjadi perbedaan dalam pelaksanaannya. Bukan hanya karena kawasan geografinya yang relatif dekat. Melainkan, lebih dikarenakan cara menetapkan jatuhnya tanggal Lebaran Haji yang mengacu kepada peristiwa yang sama, yakni: Wuquf di Arafah. Dan begitulah memang cara penetapan yang disepakati.

Penentuan saat Idul Adha berbeda dengan penentuan Idul Fitri. Penentuan Idul Fitri dimungkinkan untuk berbeda, meskipun sesama negara Arab, sebagaimana disampaikan oleh Grand Mufti Mesir, Prof. Dr. Ali Jum’ah, beberapa waktu yang lalu. Bahwa penetapan Hari Raya Idul Fitri adalah bersifat lokal, berdasar pengamatan hilal. Alias, penampakan ’bulan baru’ menjelang Ramadan atau pun Syawal. Sedangkan penetapan Idul Adha bukan mengacu kepada hilal, melainkan mengacu kepada ritual haji di Tanah Suci.

Pada saat jamaah haji wuquf di Arafah, maka umat Islam di seluruh dunia mestinya melakukan puasa Arafah. Dan esoknya, baru menyelenggarakan shalat Id. Karena itu, Idul Adha dinamakan juga Hari Raya Haji. Karena semuanya mengacu kepada pelaksanaan ibadah haji. Bersifat internasional. Bukan lokal-lokal seperti puasa Ramadan dan Idul Fitri.

Sehingga menjadi aneh jika ada umat Islam yang berpuasa Arafah, tetapi baru melakukannya pada tanggal 16 November. Karena pada saat itu, para jamaah haji sudah tidak berada di Padang Arafah. Mestinya, kita melakukan puasa Arafah pada tanggal 15 November. Saat itulah, jamaah haji sedang berada di Arafah untuk melakukan wuquf. Disana mereka melakukan perenungan Arafah, dan di negara-negara lain, termasuk Indonesia kita melakukan puasa Arafah, juga sambil melakukan perenungan menjadi pribadi yang bertakwa.

Barulah esok harinya, kita menggelar shalat Id, yakni saat mereka melakukan tawaf, sai, lempar jumrah dan menyembelih hewan kurban. Itulah sebabnya, hari raya Idul Adha disebut Hari Raya Haji atau Hari Raya Kurban, karena saudara-saudara kita di tanah suci sedang melakukan semua ritual itu.

Maka, selamat berlebaran secara Internasional dalam ’Riyoyo Besar’. Selamat Berhari Raya Haji. Dan selamat Berhari Raya Kurban. Semoga umat Islam bisa menyatukan diri dalam hikmah perayaan Haji kali ini, yang mengajarkan kebersamaan tanpa tersekat dalam batas-batas wilayah negara, bangsa dan kelompok-kelompok yang lebih kecil lainnya. Jutaan umat Islam di tanah suci sedang berhaji, dan lebih dari satu miliar lainnya menggelar ritual kurban sambil memaknainya dengan kepasrahan yang mendalam kepada Sang Penguasa Jagad Semesta, pada waktu yang bersamaan..!
(agusmustofa_63@yahoo.com/ Dimuat di Jawa Pos, , 14 November 2010).

Tidak ada komentar: