Senin, 01 November 2010

~ MASYARAKAT INDONESIA DI KAIRO, SHALAT ID JAM KEDUA ~(mesir 13)

Ebook islam, sholat sempurna, cara sholat nabi, sholat berjamaah di masjid, sholat khusyu, web islam, jadwal waktu sholat, artikel islami, makna bacaan dan doa solat


Jam setengah enam pagi masyarakat Mesir sudah berduyun-duyun menuju tempat salat Id. Sejak menjelang matahari terbit langit Kairo berisi gema takbir, tahlil, dan tahmid mengagungkan Kebesaran Allah, di hari yang fitri.

Agak berbeda dengan di Indonesia, takbiran di Kairo tidak terlalu ’heboh’. Tidak ada tetabuhan, tidak ada konvoi jalanan, tidak ada pengeras suara di masjid yang dihidupkan sepanjang malam Idul Fitri. Jamaah di masjid mengucapkan takbiran, tanpa mengeluarkannya di loudspeaker. Tentu, yang begini, bagi masyarakat Indonesia kurang nges. Serasa ada yang kurang, ’’lebaran disini sepi, pak Agus,’’ kata para mahasiswa Indonesia di Kairo yang datang silaturahim ke apartemen saya.

Sebagaimana saya tulis di edisi sebelumnya, masjid-masjid di Mesir melakukan takbiran seusai shalat fardhu dengan perlahan. Baru setelah subuh, masjid-masjid yang menyelenggarakan shalat Id mengeraskan suara takbiran untuk menandai bahwa di masjid atau lapangan itu ada shalat Id. Masyarakat pun berdatangan ke lokasi di dekat permukiman mereka.

Mahasiswa Indonesia kebanyakan tinggal di kawasan Nasser City, Kairo. Karena itu, KBRI pun menyelenggarakan shalat Id di kawasan ini. Hampir setiap tahun, selalu di masjid As Salam, di Distrik Sepuluh alias Hay el Asher. Awalnya, beberapa kali diadakan di Gedung Kedutaan RI, di tengah kota, tetapi yang datang tidak banyak. Mahasiswa Indonesia cenderung mengikuti shalat Id di dekat permukiman mereka. Meskipun, pihak KBRI sudah menyediakan transportasi untuk antar jemput.

Tahun ini, awalnya juga direncanakan pindah dari masjid As Salam, yaitu akan diselenggarakan di lapangan Future Language School, di kawasan Hay el Asher juga. Tetapi dengan pertimbangan teknis tertentu, akhirnya diselenggarakan di masjid As Salam lagi. Masjid yang bisa menampung jamaah dalam jumlah besar ini memang masih menjadi pilihan terbaik. Karena, masjid Indonesia Kairo milik KBRI terlalu kecil untuk menyelenggarakan shalat Id.

Hanya saja, di masjid As Salam, masyarakat Indonesia kebagian shalat Id jam kedua. Jam pertamanyanya, digunakan oleh masyarakat Mesir. Mereka mengadakannya sekitar jam 7 pagi. Selesai jam 8.30 Barulah kemudian, masyarakat Indonesia menggunakannya pada jam 9 sampai jam 10.3. Seusai shalat digelar acara ramah tamah, makan-makan bersama Duta Besar RI, dan para staf. ’’Ini menjadi agenda tahunan kami untuk berkumpul dengan masyarakat Indonesia di sini dalam skala massal,’’ papar Dubes, A.M. Fachir. Alumni UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu menjabat Dubes Mesir sejak dua tahun yang lalu.

Maka, shalat Idul Fitri bagi masyarakat Indonesia di Kairo pun dimulai ketika matahari sudah cukup tinggi. Tetapi, karena sebagian besarnya berada di dalam masjid, suasananya pun tidak terlalu panas. Setelah shalat Id yang diimami oleh Ustadz Ifdar Syam, Hafizh Qur’an dari Fakultas Syariah al Azhar, maka saya menyampaikan khutbah Idul Fitri selama 45 menit. Saya tahu, di luar masjid sudah panas, karena itu tidak memberikan khutbah terlalu panjang. Temanya adalah: Membangkitkan Umat Teladan.

Bahwa, menurut Alquran, sebenarnya umat Islam ini didesain untuk menjadi umat teladan di segala bidang. Dan itu pernah terjadi di zaman Rasulullah sampai sekitar 700 tahun kemudian. Kekhalifahan Islam menjadi pengganti negara-negara Super Poweryang ada sebelumnya, seperti Kerajaan Persia dan Kerajaan Romawi. Sehingga wilayah kekhalifahan Islam hampir mencakup sepertiga luas bumi, di tiga benua: Asia, Afrika, dan Eropa.

Tetapi Peradaban tinggi itu kemudian runtuh di abad ke 13, di zaman Bani Abbasiyah, yang beribukota Baghdad. Keruntuhan kekhalifahan Islam itu lebih dikarenakan kelemahan internal, dan kemudian ditegaskan oleh kekuatan eksternal, Bangsa Mongol yang menjatuhkanya. Mereka menghancurkan kota Baghdad yang berkilau ilmu pengetahuan, termasuk gedung perpustakan terlengkap dunia saat itu beserta isinya.

Maka sejak abad 14 sampai 21 ini umat Islam berada dalam kondisi yang memprihatinkan. Dan, tidak menjadi teladan lagi dalam kancah peradaban dunia, sebagaimana desainnya dalam kitab suci Alquran. Yang paling memprihatinkan adalah, ketidakmampuannya untuk bangkit lagi sesuai dengan petunjuk kitabnya.

Maka, secara ringkas, saya paparkan apa yang menjadi masalah umat sehingga menjadi demikian terpuruk. Dan bagaimana strategi untuk mengatasinya. Saya sampaikan 5 hal. Pertama, marilah kembali ke Alquran sebagai tuntunan untuk bangkit kembali. Kedua, memaksimalkan akal dalam beragama, jangan ikut-ikutan. Ketiga, kuasai berbagai macam ilmu pengetahuan dan tanamkan secara lintas generasi. Keempat, jangan terjebak pada ritual ibadah sehingga lupa kualitas. Dan kelima, bertuhanlah hanya kepada Allah saja..! (agusmustofa_63@yahoo.com ~ Dimuat di Jawa Pos, 11 September 2010).


Tidak ada komentar: